Langkah-langkah Pembelajaran Menyala Abangku

 

a) Mulai dengan pertanyaan pemantik

Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan pemantik. Hal ini bertujuan untuk memicu pikiran, merangsang pertimbangan, dan mengaktifkan pemikiran kritis peserta didik sebelum materi pelajaran utama dimulai. Selain itu, dengan adanya pertanyaan pemantik diharapkan dapat menarik perhatian dan mempersiapkan peserta didik untuk mendalami informasi lebih lanjut.

b) Eksplorasi Konsep

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut: 1) mencari dan menghimpun informasi dari berbagai sumber untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi; 2) saling berinteraksi sehingga terwujudnya pembelajaran yang aktif; 3) mengamati berbagai peristiwa.

Peran guru pada tahap ekplorasi konsep ini adalah menggunakan berbagai pendekatan dan media, memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan sumber belajar, melibatkan siswa secara aktif. Sedangkan peran siswa adalah membaca, berdiskusi, atau melakukan percobaan dan mengumpulkan dan mengolah data.

c) Elaborasi pemahaman

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut: 1) kegiatan membaca dan menuliskan hasil eksplorasi; 2) mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu; 3)menganalisis kekuatan atau kelemahan argument; 4) mendalami pengetahuan tentang sesuatu; 5) membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi dan 6) membiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.

Peran guru pada tahap elaborasi pemahaman adalah memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis, menganalisis, memecahkan masalah, bertindak tanpa rasa takut dan memfasilitasi siswa untuk berkompetisi. Sedangkan peran siswa adalah melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara individu maupun kelompok, menanggapi laporan atau pendapat teman dan mengajukan argumentasi dengan santun

d) Desain Produk

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut: 1) mendesain produk melalui aplikasi canva. Dalam hal ini, produk yang dimaksud adalah kemasan produk; 2) berkolaborasi dengan anggota tim dalam mendesain produk; 3) mencetak produk; 4) mengevaluasi produk dan 5) finalisasi produk

e) Bedah Gagasan

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut: 1) presentasi kemasan produk dan 2) menanggapi pertanyaan, masukan yang konstruktif dari kelompok lain.

f) Kesimpulan

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut: 1) menyimpulkan materi Pelajaran dan 2) membuat quote terkait kesimpulan Pelajaran di Google Slide.

g) Umpan Balik

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah menjawab kuis dan pertanyaan refleksi yaitu: 1) hal baru apa saja yang telah dipelajari; 2) hal apa yang harus diperbaiki dan 3) hal apa yang harus ditingkatkan.

Untuk memudahkan Bapak/Ibu dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, berikut saya lampirkan modul ajar sebagai bahan referensi. Jika ada yang ingin di diskusikan, Bapak/Ibu boleh meningkalkan komentar.

Syntax of Menyala Abangku Learning Model

 


a) Start with a sparking question

Learning begins with a sparking question. This aims to trigger thoughts, stimulate consideration, and activate learners' critical thinking before the main subject matter begins. In addition, the sparking question is expected to attract attention and prepare learners to explore further information.

b) Concept Exploration

At this stage, the activities carried out by learners are as follows: 1) seek and gather information from various sources to enrich the experience of managing information; 2) interact with each other so that active learning is realized; 3) observe various events.

At this stage of concept exploration, the teacher's role is to use various approaches and media, facilitate interaction between students, students with teachers, and students with learning resources, and actively involve students. Meanwhile, the student's role is to read, discuss, or conduct experiments and collect and process data.

c) Elaboration of understanding

At this stage, the activities carried out by learners are as follows: 1) reading and writing the results of exploration; 2) discussing, and hearing opinions, to go deeper into something; 3) analyzing the strengths or weaknesses of arguments; 4) deepening knowledge about something; 5) building agreements through cooperative and collaborative activities and 6) getting students used to reading and writing, testing predictions or hypotheses, concluding together, and compiling reports or writing, presenting learning outcomes.

The role of the teacher at the elaboration stage of understanding is to facilitate students' thinking critically, analyzing, solving problems, acting without fear, and competing. Students' roles are to report the results of exploration orally or in writing, both individually and in groups, respond to reports or opinions of friends, and submit arguments politely.

d) Product Design

At this stage, the activities carried out by students are as follows: 1) designing products through the Canva application. In this case, the product in question is product packaging; 2) collaborate with team members in creating the product; 3) print the product; 4) evaluate the product and 5) finalize the product.

e) Brainstorming

At this stage, the activities carried out by learners are as follows: 1) presentation of product packaging and 2) responding to questions, and constructive input from other groups.

f) Conclusion

At this stage, the activities carried out by learners are as follows: 1) conclude the lesson material and 2) make a quote related to the lesson conclusion on Google Slides.

g) Feedback

At this stage, the activities carried out by learners are answering quizzes and reflection questions, namely: 1) what new things have been learned; 2) what things should be improved and 3) what things should be improved.

Action Plan of Syntax of Menyala Abangku Learning Model

Konsep Merk

Bacalah Materi di Bawah Ini!

Peranan merek bukan lagi sekedar nama atau pembeda dengan produk pesaing, tetapi sudah menjadi salah satu faktor penting dalam keunggulan bersaing. Merek menjadi lebih dipertimbangkan oleh sebuah perusahaan, terutama pada kondisi persaingan merek yang semakin tajam. Perusahaan semakin menyadari arti penting merek bagi suksesnya sebuah produk. Strategi dalam aktivita-aktivitas mengelola merek meliputi penciptaan merek, membangun merek, memperluas merek untuk memperkuat posisi merek pada persaingan menjadi sangat diperhatikan oleh perusahaan. Semua upaya tersebut dimaksudkan untuk menciptakan agar merek yang dimiliki oleh perusahaan dapat menjadi kekayaan atau ekuitas bagi perusahaan (Auliyah et al., 2013).

Menurut (Mardiah, 2013) persoalan merek memang harus dipantau secara terus menerus oleh setiap perusahaan. Merek yang kuat, teruji dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan- hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi emosional konsumen.

Merek akan mempunyai reputasi jika memiliki kualitas dan nilai lebih dimata konsumen. Agar suatu merek memiliki nilai lebih, maka merek tersebut harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke waktu, selain itu tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Kemudian agar tampil menjadi yang terbaik, suatu merek harus terlihat di pasar sehingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya, harus mampu meningkatkan ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut sehingga dapat menciptakan loyalitas konsumen terhadap merek.

Dalam persaingan sekarang ini, ditambah kondisi perekonomian sekarang dimasa COVID-19 setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan konsumen yang ada, terus menggarap konsumen-konsumen potensial baru agar jangan sampai konsumen tersebut meninggalkan perusahaan dan beralih ke perusahaan lain.

Dengan kata lain perusahaan harus mampu mempertahankan brand loyalty. Brand loyalty terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Disamping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik konsumen baru.

Salah satu penentu keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek dan biasanya selalu berada di belakang merek adalah company characteristic. Lau dan Lee, (1999) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, terdiri dari : Company In Trust (kepercayaan pada perusahaan), Company Reputation (reputasi perusahaan), dan Company Perceived Motives (motif perusahaan yang diinginkan).

Pengertian merek secara umum dapat diartikan sebagai simbol. Bentuk simbol bisa berbentuk kata, gambar, angka, warna, dan susunan warna yang dikombinasikan dari banyak unsur sebagai pembeda dengan produk dagang milik orang lain.

Sementara yang dimaksud dengan merek dagang adalah simbol atau merek yang diperdagangkan, yang mana merek tersebut sudah terdaftar di badan hukum sebagai bentuk merek paten dari produk tertentu. Jika ada produk lain yang menggunakan merek tersebut, dapat dikenakan aturan hukum.

Pengertian Merek Menurut Para Ahli

Sementara ketika kita berbicara tentang merek, ada banyak perspektif dari para ahli. Meski berbeda, secara inti memiliki maksud yang sama. Penasaran seperti apa sih pendapat para ahli tentang merek? Simak ulasannya sebagai berikut.
  1. Philip Kotler mendefinisikan merek adalah atribut penting yang dimiliki oleh produk. Kehadiran merek pada produk memberikan selling point tersendiri. Jadi merek tidak hanya sekedar pemberian nama produk, tetapi juga termasuk identitas khusus yang mudah dikenali. Umumnya merek dituliskan dalam bentuk gambar, kata, huruf, susunan warna ataupun simbol tertentu.
  2. Rangkuti, merek adalah simbol yang didesain secara khusus dengan cara kolaborasi unsur warna, kata dan simbol tertentu guna mengidentifikasikan barang atau jasa yang hendak dijual belikan.
  3. Buchori Alma mendefinisikan merek sebagai tanda atau identitas barang ataupun jasa yang diwujudkan dalam kata, gambar ataupun kombinasi diantara keduanya
  4. Aaker mengartikan merek sebagai nama produk yang membantu dalam membedakan identifikasi produk barang atau jasa yang dijual.
  5. Undang-Undang Merek No. 15 Tahun 2001 Pasal dan ayat 1 menyatakan bahwasanya merek adalah tanda berupa gambar, nama kata, angka-angka, huruf- huruf, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang ataupun jasa.
  6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, merek adalah tanda dengan ciri khas berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, corak warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut. bahwa ada. Itu ada dalam barang atau jasa yang digunakan untuk kegiatan perdagangan.
Merek merupakan tanda pembeda kegiatan perdagangan dengan barang atau jasa sejenis, serta jaminan mutu jika dibandingkan dengan barang atau jasa sejenis milik pihak lain. Dengan demikian, merek mencakup komitmen perusahaan untuk secara konsisten menyediakan fitur, manfaat, dan layanan khusus kepada pembeli.


Konsep Merek

Merek merupakan instrument penting dalam sebuah produk. Merek dapat menentukan suatu kualitas barang maupun jasa apakah barang tersebut bernilai tinggi atau tidak. Begitupun dengan adanya merek terhadap suatu barang akan memberikan suatu kemudahan bagi calon konsumen untuk memilih dan menyesuaikan produk mana yang akan di beli. Nilai tambah inilah yang menguntungkan bagi produsen untuk terus melakukan inovasi maupun kreatifitasi dari waktu-kewaktu kaitannya dengan merek. Dalam menentukan sebuah merek tidak dapat dilakukan serta-merta harus memenuhi kriteria sebagai berikut : mudah diingat, memiliki makna, menarik dan lucu, fleksibel, legal.

Pengertian merek dalam pasal 1 butir 1 UU merek 2001 diberikan suatu definisi tentang merek yaitu; tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Selanjutnya berkenaan dengan jenis merek sebagaimana diatur dalam pasal 1 butir 2 dan 3 ialah merek dagang dan jasa. Yang dimaksud merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. Sedangkan merek jasa menurut pasal 1 butir 3 diartikan sebagai merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Adapun syarat mutlak suatu merek yang harus dipenuhi oleh setiap orang ataupun badan hukum yang ingin memakai suatu merek, agar supaya merek iyu dapat diterima dan dipakai sebagai merek atau cap dagang, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah bahwa merek itu harus mempunyai daya pembedaan yang cukup. Dengan lain perkataan, tanda yang di pakai ini haruslah sedemikian rupa, sehingga mempunyai cukup kekuatan untuk membedakan barang hasil produksi.

Bahan diskusi

Fungsi Merek

Menurut Endang Purwaningsih, suatu merek digunakan oleh produsen atau pemilik merek untuk melindungi produknya, baik berupa jasa atau barang dagang lainnya, menurut beliau suatu merek memiliki fungsi sebagai berikut :
  1. Fungsi pembeda, yakni membedakan produk yang satu dengan produk perusahaan lain
  2. Fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga secara pribadi menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan produsennya, sekaligus memberikan jaminan kualitas akan produk tersebut.
  3. Fungsi promosi, yakni merek juga digunakan sebagai sarana memperkenalkan dan mempertahankan reputasi produk lama yang diperdagangkan, sekaligus untuk menguasai pasar.
  4. Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri, yakni merek dapat menunjang pertumbuhan industri melalui penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri dalam menghadapi mekanisme pasar bebas.
Fungsi merek dapat dilihat dari sudut produsen, pedagang dan konsumen. Dari segi produsen merek digunakan untuk jaminan nilai hasil produksinya, khususnya mengenai kualitas, kemudian pemakaiannya, dari pihak pedagang, merek digunakan untuk promosi barang-barang dagangannya guna mencari dan meluaskan pasaran, dari pihak konsumen, merek digunakan untuk mengadakan pilihan barang yang akan dibeli.

Jadi merek memberikan jaminan nilai atau kualitas dari barang atau jasa bersangkutan. Hal ini tidak hanya berguna bagi produsen pemilik merek tersebut, tetapi juga memberikan perlindungan dan jaminan mutu barang kepada konsumen. Selanjutnya merek juga berfungsi sebagai sarana promosi atau reklame bagi produsen atau pedagang atau pengusaha-pengusaha yang memperdagangkan barang atau jasa bersangkutan. Merek adalah simbol dengan mana pihak pedagang memperluas pasarannya dan juga mempertahankan pasaran tersebut. Disamping itu, merek juga dapat berfungsi dalam merangsang pertumbuhan industri dan perdagangan yang sehat dan menguntungkan semua pihak.

Sedangkan, Menurut Imam Sjahputra, fungsi merek adalah sebagai berikut:
  1. Sebagai tanda pembeda (pengenal);
  2. Melindungi masyarakat konsumen ;
  3. Menjaga dan mengamankan kepentingan produsen;
  4. Memberi gengsi karena reputasi;
  5. Jaminan kualitas.
Selain itu, merek memberikan manfaat-manfaat yang positif baik bagi produsen, pelaku usaha/pedagang, dan konsumen, yaitu sebagai berikut:
  1. Bagi produsen, merek digunakan sebagai sarana penjamin mutu atas barang yang diproduksinya.
  2. Bagi pedagang, merek digunakan sebagai sarana labelling bagi suatu barang dan jasa sehingga lebih mudah untuk diketahui.
  3. Bagi konsumen, merek dijadikan alat untuk memilih produk yang akan dibeli. Masing-masing merek mewakili masing-masing kualitas dari suatu produk.

Bahan diskusi

Hak Merek

Logo, nama usaha, dan juga produk pada dasarnya adalah suatu kekayaan intelektual yang harus memperoleh pengakuan dan juga perlindungan. Untuk bisa melindungi nama usaha, logo dan juga aset penting lainnya di dalam suatu bisnis, maka Anda disarankan untuk mengajukan pendaftaran hak merek.

Hal tersebut mampu mengurangi keyakinan akan adanya perusahaan atau individu lain yang menyontek produk ataupun kekayaan intelektual bisnis Anda. Sehingga, mampu memberikan Anda posisi yang lebih tinggi daripada kompetitor lainnya. Selain itu, mendaftarkan suatu hak merek juga mampu memberikan berbagai manfaat. Anda akan merasa lebih mudah mendapatkan pendanaan dari kompetitor.

Perlu Anda ketahui, sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan, setiap investor tidak hanya melihat laporan keuangan perusahaan tersebut saja, namun juga menilai kepemimpinan dari pemilik perusahan dan menilai signifikansi merek atau brand tersebut di dalam pandangan masyarakat. Jadi, hak merek adalah salah satu kekayaan intelektual yang mampu memberikan nilai atau valuasi lebih jauh dari perusahaan itu sendiri apabila bisa dikelola dengan tepat.

Sehingga, akan banyak sekali suatu perusahaan yang menjual mereknya tanpa harus menjual seluruh perusahaannya. Contoh sederhana nya adalah merek teh SariWangi yang beberapa tahun lalu sempat viral.

Hak merek memiliki batas jangka waktu yang sudah ditetapkan oleh undang- undang. Biasanya, masa berlaku hak merek adalah 10 tahun semenjak tanggal penerimaan. Tapi, jangka waktu ini masih bisa diperpanjang 10 tahun kemudian.

Berdasarkan Pasal 36 UU nomor 20 tahun 2016 terkait Merek dan Indikasi Geografis Sudah dijelaskan bahwa permohonan perpanjangan merek akan disetujui bila merek tersebut masih digunakan pada barang atau jasa seperti yang sudah dicantumkan pada merek tersebut. Bila tidak bisa terpenuhi, maka Dirjen HKI memiliki wewenang untuk menolak permohonan merek.

Conclusion

Silahkan buat kesimpulan pada google slide di bawah ini:

KEMASAN DAN LABELLING PRODUK

 Mulai dengan Pertanyaan Pemantik

Aktivitas Peserta didik:
Berilah tanggapan Ananda terhadap pertanyaan di atas pada link berikut:
Klik Disini


Eksplorasi Konsep

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut:

  1. Mencari dan menghimpun informasi dari berbagai sumber untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi.

  2. Mendorong peserta didik untuk saling berinteraksi sehingga terwujudnya pembelajaran yang aktif,

  3. Mendorong siswa mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada peristiwa.



Peran peserta didik dalam tahap ini adalah:
  1. membaca, berdiskusi, atau melakukan percobaan
  2. mengumpulkan dan mengolah data

Aktivitas Peserta didik:
  1. Membaca dan berdiskui terkait dengan materi kemasan produk
  2. Mengumpulkan dan mengolah informasi terkait kemasan produk

Pengertian Kemasan

Secara ringkas, pengertian kemasan produk adalah media yang digunakan untuk melindungi produk dari kerusakan karena pengaruh lingkungan. Selain sebagai pelindung produk, kemasan juga dapat meningkatkan nilai jual (tambah) produk. Kemasan produk memiliki fungsi dan manfaat penting dalam kegiatan perdagangan. Setiap jenis kemasan produk memiliki syarat spesifik yang disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Sebagai contoh, kemasan primer pada produk makanan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan karena pengaruh luar, seperti udara, cahaya, dan suhu (panas-dingin).

Selain untuk proteksi, kemasan juga bermanfaat untuk memaksimalkan estetika (penampilan) produk sehingga nilai jualnya naik. Begitu pentingnya peran kemasan untuk produk, maka anda perlu memilih dengan seksama saat membelinya. Agar pemasaran produk lebih maksimal, maka anda perlu mengetahui klasifikasi kemasan. Langkah awalnya adalah memahami pengertian dan definisi kemasan. 

Ada beberapa ahli yang menjelaskan mengenai pengertian dari produk kemasan. Tentu setiap ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda. Namun, secara umum kemasan produk merupakan sebuah pembungkus yang berfungsi untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada produk di dalamnya.

1. Pengertian Menurut D. Rodriguez

Ahli pertama yang turut menyampaikan pendapatnya mengenai pengertian dari kemasan produk adalah berpendapat bahwa sebuah kemasan produk adalah wadah yang digunakan untuk mengubah kondisi bahan pangan di dalamnya.

Menurutnya, kemasan produk dapat digunakan untuk mengubah senyawa kimia yang aktif sehingga bisa digunakan dalam jangka panjang. Artinya produk tersebut tetap awet untuk beberapa waktu kedepan sehingga masih bisa dikonsumsi.

2. Gary Amstrong dan Philip Kotler

Sedangkan Gary Amstrong dan Philip Kotler berpendapat bahwa pengertian kemasan produk sebuah kemasan produk adalah kegiatan mendesain sebuah kemasan. Dengan adanya desain tersebut, maka harapannya kemasan bisa berfungsi dengan baik yaitu untuk melindungi kemasan di dalamnya.

3. KBBI

Sedangkan dalam KBBI, pengertian dari kemasan produk adalah sebuah produk pelindung yang didapatkan dari hasil kegiatan pada proses pengemasan. Produk tersebut kemudian didesain sedemikian rupa agar fungsinya bisa berjalan dengan baik.

4. Klimchuk dan Krasovec

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar.

Jenis Kemasan

Jenis Kemasan berdasarkan bahan yang dikemas

1.        Kemasan Premier

Kemasan primer adalah jenis kemasan yang bersentuhan langsung dengan bahan/produk yang dikemas. Jenis kemasan ini sering dijumpai di kehidupan sehari-hari. Produk bahan pangan, seperti makanan ringan (snack), susu kaleng, minuman botol seringkali dibungkus dengan kemasan primer. Beberapa contoh bahan kemas yang populer digunakan adalah plastik, alufoil, kaca, dan material anti karat. Untuk alasan kesehatan, bahan kemasan primer harus memenuhi syarat food grade.

2.        Kemasan Sekunder

Kemasan Sekunder merupakan jenis kemasan yang fungsi utamanya sebagai pelindung tambahan lapisan kemasan primer sehingga produk lebih terjaga kualitasnya. Beberapa contoh kemasan sekunder adalah kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya. Umumnya, jenis kemasan yang membungkus sebuah produk dan berisi informasi serta gambar produk dinamakan embalase yang tergolong ke dalam kemasan sekunder. Jenis kemasan ini tidak langsung bersentuhan dengan produk.

3.        Kemasan Tersier

Kemasan Tersier dan Kuarter adalah jenis kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan (manfaat dus makanan). Jadi, sebagai identifikasi suatu produk merupakan fungsi dari kemasan tersier.


Jenis kemasan berdasar frekuensi pemakaian

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.

  2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.

  3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Jenis Kemasan berdasar tingkat kesiapan pakai

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
  2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Tujuan Kemasan Produk

Kemasan produk dibuat tentu dengan beberapa tujuan. Tidak hanya untuk melindungi produk yang ada di dalamnya saja tetapi untuk beberapa tujuan lain. Menurut Kimber dan Louw, tujuan dibuatnya kemasan produk adalah sebagai berikut:

1. Barier Protection

Tujuan pertama adalah sebagai barrier protection yang artinya adalah melindungi produk dari terkena air, debu, oksigen, dan uap.

2. Reducing Theft

Tujuan kedua adalah sebagai reducing theft yang artinya kemasan tersebut hanya dapat sekali saja digunakan dan tidak bisa ditutup lagi. Tujuannya adalah untuk mencegah produk tersebut dicuri seseorang.

3. Marketing

Tujuan terakhir adalah sebagai marketing artinya digunakan juga dalam membantu proses pemasaran produk. Kemasan produk yang dibuat dengan desain unik tentu dapat menarik perhatian dari pelanggan.

Manfaat Kemasan Produk

Calon pendiri usaha tentu harus mengetahui apa saja manfaat dari dibuatnya kemasan produk. Kemasan produk sangat berpengaruh terhadap identitas dari sebuah produk tersebut.

1. Memudahkan Transportasi

Manfaat pertama adalah untuk memudahkan transportasi. Apalagi jika kemasannya sederhana maka akan lebih mudah untuk diangkut ke mana-mana. Selain itu, benda di dalamnya juga tidak mudah rusak.

2. Identitas Produk

Manfaat terakhir adalah sebagai identitas produk tersebut. Tentu saja dapat membantu kamu untuk melakukan pemasaran bisnis.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diartikan bahwa pengertian kemasan produk adalah sebuah wadah yang dapat digunakan untuk beberapa manfaat. Salah satu manfaat adanya kemasan produk adalah sebagai sarana pemasaran.

Desain Kemasan Produk

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang.

Produsen makanan dan minuman berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

Gambar Ilustrasi pada Kemasan

Gambar yang menyertai kemasan produk pada kalender berupa label atau logo perusahaan disebut ilustrasi. Apa saja kegunaan gambar ilustrasi pada kemasan sebuah produk? Dilansir dari immotionstudios.com, berikut ini adalah apa saja fungsi atau kegunaan gambar ilustrasi pada kemasan sebuah produk:

Menyederhanakan visual yang kompleks

Ilustrasi dapat menggambarkan kompleksitas berbagai hal secara visual dalam sehingga lebih sederhana dan mudah difahami. Anda bisa menggunakan variasi warna, bentuk, dan garis yang simpel untuk menarik mata konsumen dan mengarahkan perhatian mereka ke arah yang Anda inginkan.

Menguatkan branding

Kelebihan ilustrasi adalah dapat menyederhanakan penggambaran produk. Dengan gambar yang lebih sederhana maka anda memiliki dapat menambahkan logo, teks, dan elemen tematik lainnya. Bahkan, Anda dapat mengulangi warna identitas produk atau merek (brand identity) sehingga menjadikan gambar lebih menyatu dan menarik perhatian konsumen.

Kini, anda sudah tahu apa apa fungsi gambar ilustrasi pada kemasan suatu produk kan. Selanjutnya kita pelajari tentang desain kemasan.

Contoh Ilustrasi Kemasan



Aktivitas Peserta didik:

  1. Buatlah jadwal pembuatan proyek dan tahapan pembuatan kemasan produk pada link berikut:



Elaborasi Pemahaman

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut:

  1. Kegiatan membaca dan menuliskan hasil eksplorasi,
  2. Mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu,
  3. Menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen,
  4. Mendalami pengetahuan tentang sesuatu,
  5. Membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi,
  6. Mmembiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.

Peran peserta didik dalam tahap ini adalah:

  • melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara individu maupun kelompok
  • menanggapi laporan atau pendapat teman
  • mengajukan argumentasi dengan santun
Aktivitas Peserta didik:
  1. Buatlah jadwal pembuatan proyek dan tahapan pembuatan kemasan produk pada link berikut:

Desain Produk

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut:
  1. Mendesain produk melalui aplikasi canva. Dalam hal ini, produk yang dimaksud adalah kemasan produk.
  2. Berkolaborasi dengan anggota tim dalam mendesain produk.
  3. Mencetak Produk
  4. Mengevaluasi produk
  5. Finalisasi Produk

Aktivitas Peserta didik:

Perhatikan Video di bawah ini:


Berdasarkan video di atas, buatlah desain kemasan produk dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Masing-masing anggota membuat dielines suatu produk dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Desain kemasan dikerjakan di canva
  • Ketua kelompok membuat link canva
  • Desain terdiri dari 5 halaman
  • Halaman pertama di isi oleh anggota kelompok pertama dan seterusnya
  • Bagikan link yang telah dibuat ke guru melalui aplikasi whatsapp
  • Kerjakan secara kolborasi
  • Download desain dalam bentuk PDF
  • Uploan ke Folder Kelompok pada soal No. 1

Bedah Gagasan

Pada tahap ini, aktivitas yang dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut:
  1. Presentasi kemasan produk
  2. Menanggapi pertanyaan, masukan yang konstruktif dari kelompok lain

Aktivitas Peserta didik
  1. Setiap kelompok mempresentasikan hasil desain kemasannya.
  2. Peserta didik menanggapi setiap pertanyaan dan masukan konstruktif dari kelompok lain

Kesimpulan

Petunjul Latihan soal:

  1. KLik link berikut: KLIK DISINI
  2. Masukkan foto ananda di salah satu slide
  3. Buatlah kesimpulan dalam bentuk quote
  4. Selamat mengerjakan

Umpan Balik

Latihan Soal

Petunjul Latihan soal:

  1. KLik link berikut: KLIK DISINI
  2. Masukkan kode lalu klik join
  3. Ketikkan nama lengkap lalu klok Start
  4. Durasi setiap soal adalah 30 detik

Refleksi

Ananda, materi kemasan produk telah selesai dipelajari. Tentunya ada hal yang menarik bagi Ananda. oleh karena itu, sila mengisi link di bawah ini sebagai bahan refleksi untuk perbaikan kedepannya.


Apabila Ananda ingin menggunakan Media Pembelajaran Interaktif Asli Pro. SIlahkan gunakan dan share ke teman-teman.

PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK




Kamu tentu sudah tidak asing mendengar contoh prototype atau prototipe. Prototype atau purwarupa merupakan istilah untuk produk versi awal sebelum diluncurkan, tujuannya untuk menguji produk apakah layak rilis atau tidak. Namun, sebelum membahas ini, silahkan isi terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini ya!!


Apa itu prototype produk?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring (online) prototype, prototipe atau purwarupa adalah model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh; contoh baku; contoh khas. Sedangkan menurut laman Indeed, prototype juga merupakan cara untuk menciptakan model kerja untuk menguji nilai atau konsepnya. Nah, proses membuat prototype disebut prototyping. Prototyping adalah proses dasar untnuk mengembangkan produk baru melalui perwujudan fisik dari sebuah ide.

Prototype adalah model pertama dari suatu produk yang menunjukkan kegunaan produk tersebut. Prototype bertindak sebagai model awal tiga dimensi, yang menggambarkan kemampuan suatu produk atau masalah yang dapat diatasi oleh produk tersebut. Dengan adanya prototipe ini, tim pengembang dapat lebih dulu mengidentifikasi berbagai kekurangan atau kesalahan pada produk sebelum diluncurkan ke calon konsumen.

Setelah membaca tentang pengertian prototype di atas, silahkan Anda tuliskan pengertian prototype berdasarkan produk yang Anda buat pada form di bawah ini.


Tujuan prototype

Dilansir dari laman Indeed, prototype bertujuan untuk membantu desainer untuk mewujudkan konsep ke sesuatu yang fungsional dengan sketsa dasar dan material kasar, jika prototype digambar. Dengan prototype, desainer, engineer, atau tim bisnis dapat sama-sama memahami model kerja sebuah produk untuk dites sebelum disetujui untuk diproduksi secaramassal. 

Tidak hanya itu, melalui proses prototype, tim dapat menyelesaikan masalah dan mencoba desain baru sebelum masuk ke tahap final. Di samping itu, adanya prototyping, perusahaan dapat menghemat biaya dan waktu untuk mengurangi risiko eror atau kesalahan saat produk diluncurkan. Jadi tidak perlu lagi “bolak-balik” untuk testing atau perbaikan ketika produk sudah di pasaran. 

Jenis dan contoh prototype produk 

Dari segi kategorisasi, terdapat tiga jenis prototype, yakni paper prototype, low-fidelity prototype, dan high-fidelity prototype. 

1. Prototipe kertas (paper prototype) 

Jenis prototipe ini dibuat menggunakan bahan sederhana seperti kertas, pensil, dan elemen tambahan seperti potongan karton atau stiker. Kesederhanaan menjadi keunggulan utama paper prototype, membuatnya mudah dan cepat dibuat. M

Meskipun sederhana, paper prototype tetap efektif untuk menyampaikan ide desain produk dan mengidentifikasi potensi kekurangan dalam tampilan atau fungsionalitas.

2. Prototype kasar (low fidelity prototype) 

Low fidelity prototype menawarkan lebih banyak detail dibandingkan paper prototype. Biasanya, prototipe ini berbentuk sketsa hitam putih yang lebih rinci dari produk. Contoh penerapan low fidelity prototype adalah untuk memvisualisasikan alur penggunaan produk, menguji fungsionalitas, dan mengevaluasi user experience.

3. High fidelity prototype 

High fidelity prototype umumnya digunakan dalam tahap pengujian akhir (final test) sebelum produk diproduksi massal. Prototipe ini dibuat dengan tampilan yang mendekati produk asli, memungkinkan pengguna untuk melihat dan mencoba produk layaknya produk final.

Sementara itu, dari segi cara mewujudkan prototype, terdapat 10 jenis. Dilansir dari laman Entrepreneur, terdapat beberapa jenis prototype, mulai dari storyboard, animasi, mock-up, wireframe, simulasi, film, feasibility prototyping, prototype horizontal, prototype rapid, dan prototype vertikal. Berikut pembahasan singkatnya yakni sebagai berikut. 

a. Storyboard

Jenis prototype dengan bantuan storyboard dapat mendeskripsikan sebuah calon produk dengan cerita dan menunjukkannya dengan urutan-urutan tertentu. Hasilnya, informasi tentang sebuah prototype akan jauh lebih rinci dan tergambar secara visual. 

b. Animasi

Jenis prototype dengan bantuan animasi dapat mendeskripsikan sebuah calon produk melalui gambar tiga dimensi (3D). Dapat dikatakan, cara ini membuat calon produk seolah-olah menjadi nyata. 

c. Mock-up

Kemudian, jenis prototype dengan mock-up sebenarnya hampir sama dengan animasi, namun ini versi lebih detail, meski fitur-fiturnya belum aktif. Dengan mock-up, kamu dapat membuat contoh prototype jadi lebih nyata dan interaktif lho. 

d. Wireframe

Jenis prototype dengan wireframe sebenarnya menggambarkan calon produk dari rangka-rangkanya, meskipun menggunakan ilustrasi atau skema. 

Dengan menggunakan wireframe, kamu bisa menggambarkan calon produk berupa layout, urutan atau sequence, arsitektur, dan bentuk-bentuknya. 

e. Simulasi

Jenis prototype dengan simulasi menggambarkan calon produk secara digital. Tujuannya, untuk memprediksi performa calon produk ketika diluncurkan di dunia nyata. 

f. Film atau video

Nah, jenis prototype dengan film atau video, ini termasuk wujud nyata dari storyboard, namun dengan versi audiovisual. Alhasil, kamu dapat melihat langsung prototype produk lebih nyata. 

g. Feasibility prototyping

Jenis prototype dengan feasibility prototyping biasanya digunakan untuk menentukan kelayakan calon produk dengan solusi-solusi yang beragam. 

Nah, dengan menggunakan feasibility prototype, kamu dapat mengatasi risiko teknis dalam pengembangan calon produk tersebut, baik dari segi performa, kompatibilita, fitur-fitur, dan sebagainya. 

h. Prototype horizontal

Jenis prototype horizontal merupakan jenis pengembangan calon produk memperjelas ruang lingkup dan syarat-syarat di dalamnya. 

Biasanya jenis prototyping ini digunakan untuk menguji tampilan antar muka (user interface) dalam bentuk gambar tangkapan layar (screenshot), serta menunjukkan layer terluar seperti windows, menu, dan layar. 

i. Prototype rapid

Jenis prototype rapid biasanya digunakan para engineer untuk mengawali model sebuah calon produk dengan desain 3D. Cara ini termasuk yang tercepat untuk memproduksi aplikasi, web, atau produk lainnya dalam jangka pendek. 

j. Prototype vertikal

Terakhir adalah jenis prototype vertikal, yang merupakan jenis prototyping di bagian back end sebuah calon produk, misalnya database. 

Dengan adanya prototype vertikal ini, engineer atau desainer dapat memperbaiki desain database atau komponen-komponen lainnya di tahap awal. 

Cara membuat prototype produk

Mungkin Anda sudah menuangkan idenya di atas kertas atau bahkan sudah memiliki konsep awal yang matang. Sekarang, saatnya Anda mengubah konsep awal tersebut menjadi prototipe yang fungsional. 

1. Buat sketsa atau diagram detail

Langkah pertama dalam membuat prototipe adalah membuat sketsa konsep atau diagram yang detail. Tujuannya adalah untuk menangkap sebanyak mungkin ide Anda secara visual. 

Idealnya, Anda perlu membuat dua sketsa konsep:

Sketsa desain: Menunjukkan bagaimana produk akan terlihat setelah selesai.
Sketsa teknis: Menunjukkan dimensi produk, bahan yang digunakan, dan cara kerjanya.
Anda dapat menggunakan software untuk membuat sketsa ini, tetapi gambar di atas kertas juga bisa efektif. Bahkan, sketsa tangan bisa lebih memudahkan Anda saat mengajukan paten nanti. Jangan ragu untuk bereksperimen dan berkreasi pada tahap ini. 

2. Buat model 3D (opsional)

Langkah selanjutnya adalah memindahkan sketsa konsep Anda ke perangkat lunak pembuat model 3D. Ini akan membantu Anda (dan pihak ketiga seperti investor atau mitra) untuk memvisualisasikan produk dengan lebih baik. Anda juga dapat menggunakan model ini untuk membuat cetakan 3D dari prototipe Anda.

Keuntungan lain dari model 3D adalah Anda dapat menggunakan aplikasi augmented reality (AR) untuk melihatnya di dunia nyata. Ini akan menunjukkan ukuran, bentuk, dan desain produk. Namun, biaya pembuatannya bisa jadi mahal bagi bisnis kecil yang baru merintis.

3. Ciptakan “Proof of Concept”

Cara membangun “proof of concept” pertama Anda akan tergantung pada beberapa faktor. Jika Anda memiliki produk sederhana yang sudah dimodelkan dalam perangkat lunak 3D, Anda cukup mencetaknya menggunakan printer 3D untuk membuat “proof of concept”.

Namun, jika Anda memiliki produk kompleks dengan banyak komponen mekanis atau elektronik, Anda perlu berimprovisasi lebih keras. Ingat bahwa “proof of concept” tidak harus terlihat bagus atau menyerupai produk jadi. Yang penting, fungsinya harus berjalan. 

Anda bahkan dapat menggunakan barang-barang rumah tangga biasa untuk membuat model tahap awal ini. Untuk produk yang lebih kompleks, Anda mungkin perlu bantuan dari tukang atau ahli. 

4. Buat prototipe pertama Anda

“Proof of concept” menunjukkan bahwa produk Anda berfungsi. Model 3D Anda menunjukkan seperti apa tampilannya. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan pengalaman yang didapat dari “proof of concept” dan model 3D untuk membuat prototipe pertama Anda.

Model yang dihasilkan harus cukup detail, terlihat seperti produk final Anda, dan memiliki fungsi yang sama. Terkadang, Anda tidak bisa membuat prototipe pertama ini sendirian. Anda mungkin memerlukan bantuan dari desainer prototipe khusus, tergantung pada tingkat kerumitannya. 

5. Buat prototipe siap produksi

Langkah terakhir sebelum mulai produksi adalah menyederhanakan prototipe pertama dan membuatnya siap diproduksi. Ini melibatkan analisis biaya dan kelayakan, memeriksa setiap bagian untuk menemukan cara mengurangi biaya tanpa mengorbankan fungsi, serta meningkatkan estetika dan durabilitas produk. 

Bekerjasamalah dengan produsen untuk memahami bagaimana komponen mempengaruhi biaya dan kualitas, serta menilai bahan baku yang lebih estetis. Tujuannya adalah menemukan keseimbangan antara biaya dan kualitas sesuai target konsumen. Setelah memiliki prototipe siap produksi, Anda bisa mencari produsen dan mulai memasarkan ide Anda.

Cara kerja prototype

Dilansir dari laman scaler, terdapat empat langkah untuk membuat prototype, mulai dari mengumpulkan informasi dan analisis, membuat keputusan awal yang cepat, membangun prototype, melakukan evaluasi pengguna, menyempurnakan prototype, hingga membangun produk final beserta pemeliharaannya. 

1. Mengumpulkan informasi dan analisis

Tahap pertama yakni mengumpulkan informasi dan analisis sebelum membuat prototype. Pada tahap ini, kamu dapat mewawancarai atau melakukan survei terhadap pengguna untuk mengumpulkan dan mendefinisikan persyaratan yang dibutuhkan untuk membangun sebuah produk, disertai dengan analisis teknis yang diperlukan. 

2. Membuat keputusan awal dengan cepat

Tahap kedua yakni membuat keputusan awal dengan cepat terhadap produk yang akan dirancang. Tahap ini memungkinkan kamu untuk merancang kasar sebuah calon produk melalui prototype. Karena sifatnya baru ide, jadi kamu akan menyempurnakannya di tahap selanjutnya. 

3. Membangun prototype

Tahap ketiga yakni membangun prototype. Beda dengan tahap kedua, di tahap ketiga ini, kamu menyempurnakan ide-ide kasar yang telah mendapat masukan dari tim. 

Di tahap ketiga, kamu dapat merancang prototype dengan tools tertentu, misalnya Figma, Adobe XD, dan lainnya. Tenang saja, karena ini masih tahap membangun, kamu dapat mencicilnya kok. 

4. Melakukan evaluasi pengguna

Tahap keempat yakni melakukan evaluasi pengguna. Di tahap ini, kamu sudah mempresentasikan prototype ke pengguna, setidaknya ke tim kamu, mulai dari kekuatan, kelebihan, hingga kesempatan untuk memperbaiki prototype lebih baik. Setelah itu, kamu bisa lanjut ke tahap berikutnya. 

5. Menyempurnakan prototype

Tahap kelima yakni menyempurnakan prototype. Di tahap ini, segala masukan dan kritik dari pengguna atau tim dapat kamu dapat diimplementasikan ke produk. 

Tidak hanya itu, pada tahap ini, kamu akan mengulang tahap-tahap sebelumnya untuk memastikan produk tersebut layak diluncurkan. 

6. Membangun produk final dan pemeliharaannya 

Tahap keenam yakni membangun produk final dan pemeliharaannya. Setelah memperbaiki produk di tahap-tahap sebelumnya, kamu dapat menyempurnakan produk secara final, beserta dengan pemeliharaan (maintenance)-nya. 

Nah, itulah pembahasan singkat mengenai definisi hingga contoh prototype. Semoga informasi ini dapat membantu kamu dalam membuat prototype pertama kamu ya!

PROJEK PROTOTYPE PRODUK

Setelah mempelajari materi di atas, Anda diminta untuk membuat sebuah prototype sebuah produk dengan rincian sebagai berikut:
  1. Projek dikerjakan secara kelompok, 1 kelompok terdiri dari 3-4 orang.
  2. Setiap kelompok membuat desain/rancangan produk berupa kaos sablon, mug, stiker, pin, gantungan kunci, undangan, kartu nama (Minimal 3 produk yang dipilih)
  3. Kumpulkan prototype tersebut pada link di bawah ini

 


Kesimpulan

Silahkan buat kesimpulan dengan menggunakan google slide di bawah ini.
Powered by Blogger.