Fajar Efendi Daulay
00:49
Sulthan… Anak ku. Ada banyak Cinta yang akan
engkau impikan..
Izinkan ayah bercerita…
Dulu, ketika masih kecil, ayah tidak mengerti
apa itu cinta.. Namun seiring berjalannya waktu,, ayah mulai mengerti apa itu
cinta. Dia mulai tumbuh di hati ayah anak ku. Tahukah engkau kenapa dia bisa
tumbuh? Itu karena kasih sayang, perhatian, kehangatan yang diberikan kakek dan
nenek mu anak ku..
Ayah telah jatuh cinta pada nenekmu yang selalu
menyayangi ayah.. Ayah telah jatuh cinta kepada kakekmu yang siang malam bekerja
mencari uang demi memenuhi kebutuhan keluarga terutama biaya pendidikan ayah
nak..
Setelah dewasa,, ayah juga mngenal cinta yang
lain anak ku.. ya.. ayah jatuh cinta dengan seorang gadis yang begitu indah
dimata ayah.. yuppzzz.. Dia itu bunda mu nak..
Tahukah kamu nak,, kenapa ayah jatuh cinta
kepada bunda mu?? Sampai skrng ayah pun tdk bisa menjelaskannya karena ia
tumbuh dengan tanpa rekayasa dan tanpa syarat.. Ia pun semakin tumbuh semakin
besar hingga kami berikrar janji suci. Ikrar yang merubah yang haram menjadi
halal..
Oh iya anakku… Ayah dan bunda juga pernah
bersama-sama merasakan cemas, panik, bahagia dan diakhiri dengan tangis serta
kesedihan. Itu dulu nak, ketika kami menyambut kelahiran bayi pertama. Dia
kakakmu, yah dia kakakmu anakku. Tapi rupanya Allah berkehendak lain, Dia
mengambilnya kembali sebelum kakakmu sempat melihat dunia..
Saat itu kami menangis bersama, air mata ini
tak bisa kami bendung walaupun kami sadar semua memang sudah kehendak-Nya.
Syukur alhamdulillah pada tanggal 16 Juli 2012 Allah telah menggantinya dengan pemberian yang
sangat istimewa. Lahirnya seorang “ksatria baru” di keluarga kecil kami..
Tahukah engkau anak ku.. Kamu harus membagi
cinta kami lagi?? Tahuka engkau kepada siapa kami bagi cinta kami anak q??
Pada tangisan pertama mu yang menandakan engkau
telah lahir kedunia ini anak ku. tangisan yang mengeluarkanmu dari rahim bunda
melalui operasi anak q..
Ketika di rumah sakit nak.. kami selalu tak
sabar untuk bertemu dengan mu.. Takkala suster dating menjemputmu,, membawamu
keruang bayi,, hati ini sangat sedih dan air mata ingin menetes,,
Anak ku,, malam – malam pertama dirumah sejak
kelahiranmu... kami sangat khawatir,, khwatir jika engkau ngompol, khatir jika
engkau lapar, khatir jika engka tidak menangis lagi.
Sulthan anak ku,, ayah dan bunda jatuh cinta
pada mu.. Kau kecil namun kau berjuang menuju dunia ini.. Kau kecil namun harus
beradaptasi dengan dunia ini.. Kau kecil namun membuat ayah dan bunda jatuh
cinta..
Cinta yang tumbuh dan semakin
tumbuh. Cinta yang mengalir disetiap hembusan nafas, melalui dinding rumah
tempat kau bersandar ketika belajar berjalan. Cinta yang mengalir melalui air
hangat yang tiap pagi dan sore selalu bunda gunakan untuk memandikanmu. Bahkan
cinta ini mengalir melalui tangisan-tangisanmu, tangisan yang menandakan kau
membutuhkan sosok seorang bunda.
Ayah dan bunda jatuh cinta pada dirimu anakku. Ketika
gigi-gigimu mulai tumbuh, kau belajar makan sendiri. Kau makan berantakan, ayah
yang membersihkan. Kau terbalik menggunakan sendok, bunda yang membetulkan.
Sungguh itu sebuah proses yang menjadikan cinta kami semakin besar.
Ayah dan bunda jatuh cinta pada dirimu, dirimu yang… ah, bagaimana kami
mengatakannya, mengingatnya saja sudah membuat kami mengharu-biru. Ketika kau
mengucapkan dengan sempurna kata “ayah” dan “bunda”, kami berdua sangat
terharu.
Anakku…
Suatu saat kau kesatria kecil kami akan tumbuh menjadi pria yang mempesona.
Tapi kami ayah dan bundamu, sesungguhnya juga telah bertambah tua. Badan kami
sudah merintih ketika berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu. Namun cinta ini
sanggup mengalahkan keletihan itu semua anakku. Cinta ini begitu besar, ia
telah membengkak di hati kami ayah bundamu, mengkristal, dan menjadi berkah.
Allah telah menjadikan surgamu itu di bawah telapak kaki bundamu nak.
Ketika
ayah dan bunda jatuh cinta pada dirimu anakku, maka ayah dan bunda akan
mencintaimu untuk selamanya.
Sulthan anak ku,, tahukah engkau nak,, ketika
engkau belajar berjalan,, melangkahkan kaki – kaki mungilmu,, kami ayah dan
bundamu sangat bahagia,, terkadang engkau terjatuh nak.. lutut dan tangan mu
berdarah,, kau pun menangis dengan kuatnya.. Tapi ayah hanya berkata “bangun
nak” sambil memegang tangun mu dan bunda yang membersihkan luka mu..
Tapi tahukan engkau anak ku.. inilah nak… Cara
Ayah dan Bunda mengajarimu untuk mandiri. Suatu saat nanti, kamu akan melihat
dunia ini lebih luas dari pada yang kamu kira.
Kamu
melihat langit bukan hanya luas tanpa batas, namun langit itu tinggiiii
sekaliiii…
Ku
berikan sayap-sayap kepadamu, karena tak selamanya Ayah dan Bunda ada
disampingmu.
Anak ku,, Kami beri nama mu Sulthan Alfarabi
Habibullah Daulay. Karena kami berharap kamu akan menjadi seperti nama mu itu
nak.. Alhamdulilah,, ketika kami melihat mu belajar shalat,, hati ini terasa
sangat bahagia.. Kau ikut shalat berjamaah dengan ayah dan bunda..
Anak ku. di usiamu yang dua tahun ini,, Kami
sudah sangat jatuh cinta pada mu nak.. Cinta yang selalu merindukanmu.. Cinta
yang selalu mendoakanmu.. Cinta yang membuat ayah dan bunda bahagia..
Sulthan anak ku.. Di bulan Ramadhan ini,, Insya
Allah besok idul fitri.. Ayah dan bunda mohon maaf apabila dalam mendidik mu
agak sedikit keras.. Karena kami sayang padamu nak..
Anak ku.. sayangi bunda seperti engkau menyayangi
dirimu.. Cintai bunda melebihi cinta mu pada apapun didunia ini tapi tidak
melebihi cinta mu pada Allah SWT ya nak.
Cintai bunda walau engkau mengenal cinta yang
lain..
Anak ku Sulthan Alfarabi Habibullah Daulay,,
jaga bunda nak,, karena tak selamanya ayah bisa menjaganya..
Salam sayang,,
Ayah dan Bunda