BEDA WIRAUSAHA DENGAN WIRASWASTA

WIRASWASTA DAN WIRAUSAHA: TAMPAK SAMA NYATA BEDA

Ketika seseorang bekerja (berusaha) sendiri, tidak menjadi pegawai baik negeri maupun swasta, baik pada usaha produksi, perdagangan ataupun jasa maka dia akan disebut sebagai wiraswasta. Itu terjadi di Indonesia sekitar sepuluh tahun yang lalu atau sebelumnya. Tetapi sepuluh tahun terakhir maka orang-orang seperti itu akan disebut sebagai wirausahawan atau istilah kerennya adalah entrepreneur. Menurut kamus Bahasa Indonesia, wiraswasta berarti “jenis usaha berdikari atas dasar percaya pada diri sendiri (tanpa mengharapkan belas kasihan orang lain)”. Sedangkan wirausaha berarti, “usaha yang digerakkan oleh semangat keberanian dan kejujuran”. Dari definisi diatas jelaslah bahwa keduanya memang berbeda. Akan tetapi dalam pemaknaan sehari-hari tentu saja agak sulit untuk membedakan secara hitam dan putih. Walaupun kalau kita berbicara asal katanya dari Bahasa Inggris yaitu entrepreneur, tidak ada bedanya dengan capitalist, industrialist, businessman, businesswoman, atau factory owner. Kembali kepada definisi menurut kamus Bahasa Indonesia diatas, sekarang ini orang lebih merasa “keren” dan percaya diri dengan menyandang sebutan wirausaha, bahkan ada juga orang yang menyebut wirausaha mandiri daripada disebut sebagai wiraswasta. Bahasa gaulnya kalau kita menyebut wiraswasta itu “jadul” (jaman dulu) banget, udah nggak up-to date. Tentu saja bukan tanpa alasan kalau saat ini orang yang mempunyai usaha lebih merasa nyaman disebut sebagai wirausaha daripada wiraswasta, selain karena tren yang berlaku global di seluruh belahan dunia ini. Ada satu gerakan (atau budaya) baru dalam dunia usaha yang mulai mengarah kepada spiritualisasi usaha. Hal ini terkait dengan kecenderungan secara umum manusia dewasa ini yang sudah mulai jenuh dengan segala sesuatu yang hanya bersifat materialistis, dan terbukti tidak mampu memberikan ketenangan kepada jiwa mereka. Nilai-nilai agama (spiritual) menjadi semangat baru dalam dunia usaha, sehingga kejujuran menurut pakar marketing Indonesia dari MarkPlus and Co, Hermawan Kertajaya adalah sebuah keunggulan kompetitif di tengah dunia usaha yang menghalalkan segala macam cara. Jadi keberanian dan kejujuran lebih tepat menjadi semangat baru dunia usaha selain tentu saja kreativitas, yang akhir-akhir ini pun banyak disebut orang. Apalagi berkaitan dengan isu pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Selama ini pelaku usaha konvensional yang sering disebut wiraswasta atau pengusaha biasa, di dalam operasinya melakukan berbagai tindakan yang seringkali tidak mengindahkan keberlanjutan, kelestarian lingkungan, kejujuran, dan persaingan sehat berbasis kreativitas apalagi keadilan. Mereka lebih banyak mencari keuntungan dengan menghalalkan berbagai cara dan menindas yang lemah, walaupun pada akhirnya mereka akan sampai pada suatu titik di mana keuntungan materi berupa uang dan barang berharga tidak ma

Ciri-ciri Wirausaha

Ciri - Ciri Wirusaha Kondisi negara kita dimana semakin banyak orang terdidik, semakin banyak pula orang yang menganggur. Sebaliknya kemampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan sangat terbatas. Oleh karenanya untuk mengatasi pengangguran yang semakin banyak harus dilakukan suatu usaha dengan harapan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat. Salah satu alternatif yang paling diharapkan dalam memberikan jalan keluar bagi masalah pengangguran adalah dengan wirausaha. Kejelian dalam melihat peluang usaha menjadi salah satu bekal bagi wirausahawan dalam memberikan lapangan pekerjaan Untuk itu sebagai seorang wirausahawan tentunya dituntut antara lain selalu bersifat kreatif, inovatif, berani mengambil resiko, percaya diri, bersemangat dan mampu memecahkan permasalahan. Berbekal dengan hal-hal tersebut maka seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya, akan bertolak berupa tuntunan logika rasional, dan didasarkan atas pemahaman dari kekuatan intuisi profesional yang fleksibel. Kemajemukan pasar sebagai tempat menjual produk saat ini semakin menjadi pertimbangan bagi perusahaan karena pasar saat ini telah terbagi dalam segmen-segmen yang besaran range-nya sangat tergantung pada kegunaan produk bagi pasar itu sendiri. Ketepatan pemilihan pasar sebagai salah satu upaya wirausahawan/entrepreneur mengembangkan bidang usahanya menjadi sangat penting dalam rangka kontinuitas keberadaan perusahannya. Oleh karena itu penulis akan mencoba mengangkat permasalahan ini sebagai bahan tulisan, seiring dengan perkembangan wirausaha maka penulis berusaha menggali lebih dalam kiat apa yang dilakukan oleh seorang wirausaha dalam menjaring konsumen, agar kontinuitas perusahaan tetap terjaga.

Pengertian wirausaha Dalam membuka usaha baru banyak unsur ketidakpastian antara ide wirausaha dengan peluang, ketidakpastian antar sumber daya dengan peluang dan ketidakpastian antara sumber daya dengan ide wirausaha. Oleh karena itu seorang wirausaha dituntut siap menghadapi tantangan dan mampu mengambil resiko, mempunyai sifat optimis serta sigap dalam pengambilan keputusan. Untuk memberi gambaran tentang wirausaha, penulis kemukakan pendapat dari Geoffrey G. Meredith et al. ”Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses” sementara Howard H.Stevenson, mengatakan ”Kewirausahaan merupakan suatu pola tingkah laku manajerial terpadu dimana merupakan upaya pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya”. Dan H. Leibenstein mendifinisikan entrepreneur sebagai seorang atau sekelompok individu yang memiliki karakteristik, mampu menggandengkan peluang-peluang menjadi pasar, mampu memperbaiki kelemahan pasar, bisa menjadi seorang input complementer, dapat menciptakan atau memperluas time bending dan input transforming entitities. Dengan mengacu pada beberapa pengertian tersebut jelas bahwa seorang intrepreneur atau wirausaha dituntut mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat menunjang keberhasilannya dalam menekuni dunia usaha.

Karakteristik seorang wirausahawan Seorang entrepreneur memiliki kecenderungan sifat sebagai berikut;

  • Percaya diri

Entrepreneur/wirausahawan memiliki kepribadian yang mantap, tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, memiliki optimisme tinggi atas keputusan yang diambilnya.

  • Berorientasi pada tugas dan hasil

Dalam bekerja selalu mendahulukan hasil kerja atau prestasi, tidak malu atau gengsi dalam melakukan pekerjaan. Memiliki tekad yang kuat dalam bekerja.

  • Berani mengambil resiko

Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan dengan resiko besar selama mereka telah memperhitungkannya akan berhasil mengatasi resiko itu. Mereka menyadari bahwa prestasi besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan.

  • Kepemimpinan yang baik

Seorang entrepreneur selalu dapat menyesuaikan diri dengan organisasi yang dipimpinnya, berpikiran terbuka dengan mau mendengar kritik dan saran dari bawahan, dan bersifat responsif terhadap masalah-masalah yang dihadapi. ? Originalitas Entrepreneur tidak mau mengekor pada keberhasilan orang lain tapi justru menemukan sesuatu yang baru, mereka kreatif dan inovatif dan mampu mewujudkan ide-ide yang muncul.

  • ?Berorientasi ke masa depan (memiliki visi masa depan)

Entrepreneur selalu tahu bagaimana mengembangkan bidang usahanya di masa depan tentunya agar kontinuitasnya tetap terjaga.

Seorang entrepreneur dituntut untuk kreatif, karena kreativitas inilah seorang entrepreneur dapat memberikan pilihan-pilihan baru yang belum sempat dipikirkan orang. Kreatif dari akronimnya sendiri dapat diartikan sebagai Keinginan untuk maju, Rasa ingin tahu yang kuat, Enthusiasm (antusiasme/semangat ) yang besar, Analisis yang sistematis, Terbuka untuk menerima saran dan pendapat orang lain, Inisiatif yang menonjol, berani mengambil keputusan dan langkah yang berbeda dari orang lain, dan Pikiran yang terkonsentrasikan pada satu pokok pemikiran.

  • Keinginan untuk maju ? Sebagai pembangkit motivasi untuk meraih kesempatan, dan membentuk pribadi yang tidak mudah menyerah.
  • Rasa ingin tahu yang kuat ? mencari sumber informasi, dengan membaca, bertanya pada orang yang berpengetahuan dan berpengalaman dalam bidang profesi dan pengetahuan.
  • Enthusiasm ( semangat ) ? semangat dalam menjalankan pekerjaan merupakan pendorong motivasi untuk mencapai keberhasilan. Semangat harus tetap dijaga karena dengan menurunnya semangat akan berdampak turunnya target kerja yan telah ditetapkan.
  • Analisis yang sistematis ? Sebelum mengawali pekerjaan yang berorientasi hasil, diperlukan analisis yang sistematis agar segala sesuatu yang berhubungan dengan target dapat diprediksikan.
  • Analisis meliputi :

o Jangka waktu yang harus ditetapkan o Biaya yang diperlukan o Jumlah dan jenjang profesi personel yang akan ditugasi melaksanakan pekerjaan o Kemungkinan hasil akhir yang ingin dicapai o Dampak yang dapat terjadi karena pelaksanaan pekerjaan

  • Terbuka menerima saran dan masukan dari pihak lain ? Menyadari bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dalam pengetahuan dan pengalaman tertentu, sikap terbuka merupakan akses bagi pengetahuan yang memperkaya wawasan
  • Inisiatif yang menonjol ? Inisiatif adalah upaya untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau mewujudkan suatu ide . Keberanian menawarkan inisiatif pada saat kritis pada suatu kondisi sangat diperlukan dalam kehidupan organisasi.
  • Pikiran yang terkonsentrasi ? Memusatkan pikiran pada suatu hal bukan hal yang mudah. Mengkonsentrasikan pikiran dapat dipelajari, dan tingkat keberhasilannya ditentukan oleh kemempuan memilih problem dalam tata urutan berdasar urgensi.

Ciri seorang entrepreneur yang selalu berorientasi pada hasil memberikan sifat dimana mereka akan mengenali dulu kondisi bidang usaha; peluang yang tersedia, target pasar dari produknya, hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dan bagaimana cara-cara untuk mengatasi hambatan-hambatan itu.

Memperkirakan Hambatan Yang akan dihadapi Hambatan usaha sebetulnya telah diperkirakan sejak usaha dimulai namun dalam kondisi yang tidak menentu dan diluar jangkauan pemikiran kita hal-hal tersebut bisa juga terjadi, apa sebabnya dan bagaimana menyikapinya perlu kita telusuri dan tanggulangi. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kebuntuan usaha antara lain : a. Kurangnya persiapan atau perencanaan. Dalam suatu usaha bahwa perencanaan yang matang mutlak diperlukan, tanpa perencanaan yang baik mungkin kondisi tertentu akan sulit dihindari. Membuka usaha tertentu harus ada target yang hendak dicapai, strategi apa yang akan diterapkan, bagaimana mengantisipasi kemungkinan hambatan yang muncul secara tiba-tiba, serta cara atau strataegi untuk mengatasinya. Rencana sebenarnya ibarat sebuah peta yang menunjukkan jalan-jalan yang akan dilalui dan gambaran secara keseluruhan lika-liku yang dihadapi, dengan demikian perencanaan yang matang merupakan tuntunan mencapai sasaran yang diharapkan dari usaha yang dilakukan. b. Kurang atau lemahnya pengetahuan yang kita miliki. Pemahaman kita tentang sesuatu usaha patut kita pertanyakan sudah cukupkah pengetahuan kita tentang seluk beluk usaha yang akan kita geluti. Jangan sekali-kali melakukan usaha tertentu tanpa pengetahuan yang memadai, resikonya terlalu besar dan mungkin kita akan membayar jauh lebih mahal, yakni ancaman kemandegan dan kegagalan usaha yang telah dirintis sementara modal dan pengorbanan yang sudah terlanjur besar. c. Kurangnya sarana dan fasilitas usaha. Sarana dan prasarana usaha merupakan faktor pendukung kegiatan usaha, terabaikannya kesiapan fasilitas atau instrumen dalam mendukung suatu usaha berupa modal, alat-alat produksi, lingkungan yang kondusif akan menghambat aspek produksi dan menurunkan daya saing termasuk kinerja para karyawan atau dengan kata lain menjadi faktor penting dan berpengaruh besar dalam mencapai sasaran atau tujuan dari usaha kita. d. Kurang disiplin atau tidak konsisten dalam menjalankan usaha. Dalam memulai suatu usaha atau untuk mencapai sesuatu harus dilakukan secara totalitas, penuh perhatian dan konsisten terhadap seluruh aspek yang mendukungnya, ketidakkonsistennya terhadap masalah yang dihadapi baik dalam pengambilan keputusan, melihat peluang pasar maupun mutu produk merupakan salah satu penyebab dari kebuntuan dan kegagalan suatu usaha. e. Akibat kondisi tertentu. Terjadinya kondisi yang tidak menentu sehingga iklim usaha sangat sulit baik akibat langkanya bahan dasar, kebijakan perdagangan yang kurang memihak usaha kita, Persaingan yang tidak sehat serta situasi lain yang berakibat pada hilangnya peluang untuk mengembangkan usaha sehingga usaha kita tidak dapat berkembang dan bahkan menjurus kepenutupan usaha. f. Terjadinya situasi beresiko. Suatu situasi yang memaksa membuat pilihan antara dua alternatif atau lebih, dimana hasilnya tidak bisa diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Situasi ini mengandung kegagalan atau sukses

Kondisi-kondisi tersebut merupakan sebagian dari penyebab suatu kemandegan usaha atau justru menimbulkan kegagalan usaha. Kekuatiran terjadinya kebuntuan dan kemandekan usaha merupakan kondisi alamiah yang bisa terjadi kepada siapa saja hendaknya disikapi secara wajar dan berupaya mengetahui permasalahannya untuk dicarikan jalan keluarnya, jiwa entrepreneur yang ada harus ditumbuh kembangkan jangan terkungkung pada kekuatiran tanpa adanya keberanian menjemput tantangan dalam berusaha.

Mengatasi Hambatan Yang Dihadapi Sebagai modal agar kita bisa mengatasi kemandegan usaha, salah satu bekal yang harus dimiliki seorang entrepeneur adalah memiliki kemampuan dalam mengenali pasar potensial sebagai sasaran produknya. Karena bukan hal yang mudah untuk membuat masyarakat yang memiliki beranekaragam selera, gaya hidup, kondisi keuangan, lokasi tempat tinggal dan perbedaan-perbedaan lain, untuk menyukai dan membeli produk yang dihasilkan. Penentuan segmen pasar ini menjadi penting karena dengan hal ini maka usaha akan bisa berjalan dengan lebih efektif (tepat sasaran), efisien (hemat) dan membuat orang akan mengingat perusahaan karena spesialisasi tersebut. Banyak perusahaan menawarkan produk-produk yang baik. Namun produk-produk tadi hanya sedikit saja yang akan terjual, bila wirausaha tidak dapat memanfaatkan peluang pasar. Faktor-faktor yang ada kaitannya dengan menilai peluang-peluang pasar baru meliputi ; riset pasar, pengumpulan data dari berbagai sumber dan memilih lokasi bisnis.

- Riset pasar Riset pasar dapat membuat keputusan pemasaran yang lebih baik dan bertujuan untuk mengumpulkan informasi dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu riset pasar dapat membantu untuk : ? Menemukan pasar yang menguntungkan, dalam arti dapat membantu menemukan pasar baru yang dapat dimasuki, dan menemukan pelanggan baru dalam pasar, sehingga diharapkan dengan melakukan riset pasar dapat mengetahui tentang produk yang mempunyai potensi untuk masa depan. ? Memilih produk yang dapat dijual, dalam arti agar produk dapat terjual tepat sasaran maka produk yang dibuat benar-benar dibutuhkan oleh para konsumen. ? Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen, perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan bukan masalah yang sederhana. Para pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya. Hal ini kemungkinan pelanggan tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam. Untuk memahami motivasi pelanggan maka perusahaan harus mempelajari pelangaan dengan harapan dapat memberikan petunjuk bagi pengembangan produk, harga saluran pemasaran, dan unsur bauran pemasaran lainnya. ? Meningkatkan teknik-teknik pemasaran ? Merencanakan sasaran-sasaran yang realistik.

- Pengumpulan data dari berbagai sumber Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan observasi di lingkungan sekitar, dengan memahami trend kita dapat mendapatkan informasi tentang kebutuhan calon konsumen dan tentunya akan didapatkan juga gambaran pasar yang dapat menjadi target produk. Cara lainnya adalah dengan melakukan riset kecil yang didasarkan pada observasi pada pelaku-pelaku usaha lain sehingga dapat dibandingkan antara data dari objek satu dengan lainnya dan dapat ditarik kesimpulan akan kondisi usaha ataupun pasar sehingga wirausahawan dapat menentukan target pasar yang dibidik.

- Memilih lokasi bisnis Lokasi tempat usaha menjadi pilihan krusial karena akan menentukan apakah bidang usaha yang dipilih daat berkembang dengan baik atau justru akan terpuruk. Produk yang diberikan suatu bidang usaha akan banyak dikenal bahkan diminati konsumen jika lokasi usaha terletak dekat dari lingkungan mereka. Sebagai contoh bidang usaha Rumah Makan dengan target para pekerja kantor akan banyak diminati jika lokasinya dekat dengan gedung perkantoran, atau sebuah Café dengan konsep alam akan diminati jika terletak di tempat berpanorama indah dan berudara cukup sejuk. Untuk usaha franchise, franchisor umumnya menerapkan beberapa strategi lokasi, outlet ditempatkan diantara toko-toko sejenis, serupa tapi tak sama dengan produk yang dijual toko lain, atau franchisor justru tidak mau bersaing langsung tetapi menempatkan outet di tempat lain yang mandiri sehingga konsumen tidak ragu untuk memilih datang kesana. Penentuan lokasi bisnis ditentukan setelah pasar sasaran telah ditentukan agar efektif dan efisien.

Ciri lain seorang entrepreneur yang khas dan merupakan sifat khususnya adalah selalu melihat peluang yang dapat dimanfaatkan. Sifat kreatif ini dapat pula diterapkan dalam menganalisis pasar yang berubah. Minat pasar yang berubah, atau adanya potensi pasar yang baru menjadi tantangan tersendiri yang harus diatasi oleh seorang entrepreneur/wirausahawan. Sebagai contoh keberhasilan entrepreneur mengatasi perubahan potensi pasar. Estee Lauder, Maybelline, dan raksasa kosmetika lain mulai mengarahkan sasaran pada kaum Afrika-Amerika dengan lini produk yang khusus dirancang untuk kulit yang lebih gelap. Pada musim gugur 1992, Prescriptives, anak perusahaan Estee Lauder, meluncurkan lini ”All Skins”-nya yang menawarkan 115 warna alas bedak. Eksekutif senior menyatakan bahwa All Skins meningkatkan 45 % penjualan Prescriptives sejak lini baru tersebut diluncurkan. Penjualan Shades of You sari Maybelline, lini kosmetik lain untuk Afrika-Amerika, mencapai $15 juta dalam 10 bulan pertamanya di pasar. Mereka mulai memproduksi kosmetika yang khusus diperuntukkan wanita denga kulit lebih gelap karena melihat peluang baru dari kaum wanita Afrika-Amerika yang secara ekonomi mulai mapan sejak tahun awal 1990-an.

Penutup Dalam mengatasi tantangan lapangan kerja yang belum bisa dipenuhi pemerintah, dibutuhkan entrepreneur-entrepreneur yang mampu memberikan solusi bidang-bidang usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja. Seorang entrepreneur memiliki sifat kreatif dan jeli melihat peluang juga memiliki karakter percaya diri, berorientasi pada hasil, berani mengambil resiko, seorang pemimpin yang baik, originalitas ide yang terjaga, dan memiliki visi masa depan, harus dapat memahami peluang, tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi oleh usaha yang dikembangkannya. Maka dengan memahami hambatan akan dapat mempersiapkan langkah-langkah untuk mengatasinya, salah satunya dengan mengenali segmen pasar yang baru untuk pemasaran produk agar kontinuitas perusahaan tetap terjaga. Untuk mengenali pasar baru dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor ; riset pasar, pengumpulan data dari berbagai sumber dan memilih lokasi bisnis.

Daftar Pustaka Meredith, Geoffrey G., Nelson, Robert E., Neck, Phllip A.. Kewirausahaan. Teori dan Praktek (The Practice of Entrepreneurship). Penerbit PPM. 2002 Pietra Sarosa. Kiat Praktis Membuka Usaha, Langkah Awal Menjadi Entrepreneur Sukses. Elex Media Komputindo. 2004 Mas’ud Machfoedz, Mahmud Machfoedz. Kewirausahaan. Metode, Manajemen dan Implementasi. BPFE-Yogyakarta. 2005 Ryanto Hadi Prayitno. Kewirausahaan. STIA Bagasasi. 2003 Kotler, Phillip. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. PT. Prenhallindo. 1997

Pengertian Wirausaha dan Wiraswasta

Senin, 2009 April 09

Pengertian Wirausaha dan Wiraswasta

Di dalam banyak literatur, antara istilah wiraswasta dengan wirausaha sering berganti tempat alias artinya dianggap sama. Memang ada sebagian ahli membedakan pengertian kedua istilah tersebut. Tetapi pembedaan itu, menurut hemat penulis, tidaklah terlalu signifikan. Karena itu, demi memudahkan pembahasan, dalam tulisan ini kedua istilah itu dianggap sama artinya. Kamus Besar Bahasa Indonesia juga tidak membedakan arti kedua istilah tersebut. Jika dilihat secara etimologis, istilah wiraswasta berasal dari dua kata, yakni ‘wira’ dan ‘swasta’. Wira memiliki arti berani, utama, atau perkasa. Sedangkan swasta ternyata juga berasal dari dua kata, yakni ‘swa’ dan ‘sta’. Swa artinya sendiri, dan sta, berarti berdiri. Jadi, swasta bisa dimaknai berdiri di atas kekuatan sendiri. ( Wasty Soemanto, 1984 :43 ).
“Dengan melihat arti etimologis di atas bisa diambil pengertian wiraswasta ialah keberanian, keutamaan, atau keperkasaan dalam berusaha dengan bersandar pada kekuatanSendiri.”
Disini yang perlu diperjelas adalah makna ‘kekuatan sendiri’. Makna dari ‘kekuatan sendiri’ bukanlah kegiatan usaha yang dilaksanakan secara sendirian, melainkan lebih mengacu kepada sikap mental yang tidak bergantung pada orang lain. Dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, ia lebih mengandalkan pada kekuatan sendiri daripada minta bantuan orang lain. Jadi, pengertian ‘menggunakan kekuatan sendiri’ bisa dikenakan pada usaha sendiri maupun bekerja sebagai karyawan. Istilah wirausaha atau wiraswasta merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Entrepreneur sendiri berasal dari bahasa Perancis yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Contoh yang sering digunakan untuk menggambarkan pengertian ‘go-between’ atau ‘perantara’ ini adalah pada saat Marcopolo yang mencoba merintis jalur pelayaran dagang ke timur jauh. Untuk melakukan perjalanan dagang tersebut, Marcopolo tidak menjual barangnya sendiri. Dia hanya membawa barang seorang pengusaha melalui penandatanganan kontrak. Dia setuju menandatangani kontrak untuk menjual barang dari pengusaha tersebut. Dalam kontrak ini dinyatakan bahwa si pengusaha memberi pinjaman dagang kepada Marcopolo. Dari penjualan barang tersebut, Marcopolo mendapat bagian 25%, termasuk asuransi. Sedangkan pengusaha memperoleh keuntungan lebih dari 75%. Segala macam resiko dari perdagangan tersebut ditanggung oleh pedagang, dalam hal ini Marcopolo. Jadi, pada masa itu wiraswasta digambarkan sebagai usaha, dalam hal contoh ini perdagangan, yang menggunakan modal orang lain, dan memperoleh bagian ( yang lebih kecil daripada pemilik modal ) dari usaha tersebut. Di sini, segala resiko usaha tersebut menjadi tanggungan wiraswastawan. Pemilik modal tidak menanggung resiko apa pun. Sekitar abad lima belas, pengertian entrepreneur mengalami pergeseran. Saat itu istilah entrepreneur dipakai untuk melukiskan seseorang yang memimpin proyek produksi. Berbeda dengan zamannya Marcopolo, orang ini tidak menanggung resiko apapun. Tetapi ia bertanggungjawab menyediakan sumber-sumber yang diperlukan. Entrepreneur pada masa ini berbentuk klerikal, yakni orang yang bertanggungjawab dalam pekerjaan arsitek, seperti untuk pekerjaan bangunan istana. Dalam kepustakaan bisnis beberapa sarjana Amerika, entrepreneur diartikan sebagai kegiatan individual atau kelompok yang membuka usaha baru dengan maksud memperoleh keuntungan, memelihara usaha itu dan membesarkannya, dalam bidang produksi maupun distribusi barang-barang ekonomi maupun jasa. Jika kita ikuti perkembangan makna pengertian entrepreneur, memang mengalami perubahan-perubahan. Namun, sampai saat ini, pendapat Joseph Schumpeter pada tahun 1912 masih diikuti banyak kalangan, karena lebih luas. Menurut Schumpeter, seorang entrepreneur tidak selalu seorang pedagang ( businessman ) atau seorang manager; ia adalah orang yang unik yang berpembawaan pengambil resiko dan yang memperkenalkan produk-produk inovative dan tehnologi baru ke dalam perekonomian. ( Buchari Alma, 2001:22 ) David Mc Clelland membuat kupasan yang menarik dari sisi psikologi tentang entrepreneur ini. Dalam bukunya The Achieving Society ( 1961 ), ia menguraikan bahwa ‘dorongan untuk mencapai keberhasilan’ merupakan faktor determinan, tidak saja bagi keberhasilan individu, tapi juga bangsa dalam memperoleh kemajuan hidup. Artinya, berhasil tidaknya sebuah bangsa dalam melaksanakan pembangunan bergantung pada jumlah penduduk yang mempunyai ‘dorongan untuk berhasil’ need for achieving ini. Dorongan ini oleh David Mc Clelland dinamakan ‘virus N Ach’. Mengapa disebut virus ? Dalam penelitiannya terhadap bangsa-bangsa, Mc Clelland menemukan unsur-unsur yang dapat menggerakkan penduduk agar berprestasi dalam pembangunan bangsa, nilai-nilai yang mampu mendorong orang untuk selalu ingin berprestasi. Unsur-unsur ini bisa dipelajari dan ditularkan kemana-mana. Karena bisa ditularkan, maka disebutnya ‘virus’. Bagaimana caranya agar virus N Ach ini dapat ditularkan ke masyarakat secara luas ? Adalah tugas pemerintah untuk menggerakkan masyarakat dengan mengobarkan unsur-unsur tadi supaya mereka memiliki dorongan untuk berprestasi dalam pembangunan. Pertanyaannya sekarang adalah kemana kita harus mencari unsur-unsur tersebut ? Apakah semuanya harus kita ambil dari barat karena mereka telah membuktikan keberhasilannya di bidang ini? Tentu saja tidak semua, karena sesungguhnya bangsa kita telah memiliki nilai-nilai yang dapat mendorong munculnya N Ach ini. Nilai-nilai tersebut sedang ‘tersembunyi’ di setiap suku bangsa di tanah air ini. Adalah menjadi tugas pemerintah untuk menginventarisir nilai-nilai tadi untuk kemudian ‘menyuntikkan’ nya ke dalam masyarakat luas. Dari berbagai pendapat ahli di atas, maka arti dari wiraswastawan ialah seorang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai modal dan resiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya tersebut. Perbedaan wiraswasta dan wirausaha, Apa sihhhh…. Biasanya kedua kata tersebut digunakan dengan maksud sama. Tapi, jika simak dari arti katanya, ada sedikit perbedaan. Jika dilihat pada definisi wiraswasta di atas, jelas bahwa “wiraswasta merupakan sikap mental yang berani berdiri di atas kekuatan sendiri”. Sikap ini bisa digunakan bagi seorang karyawan yang bekerja ‘ikut orang’ atau bagi yang punya usaha sendiri. Sedangkan “wira-usaha, pada hemat saya, merupakan bentuk usaha sendiri”. Artinya, orang yang berwirausaha pasti bekerja sendiri, bukan bekerja pada orang lain.

WIRAUSAHA

DESKRIPSI WIRAUSAHA

Seseorang yang baru saja diwisuda, sedang berpikir akan bekerja dimana dan menggeluti profesi apa ?

Pernahkan Anda berpikir, setelah lulus dalam suatu jenjang pendidikan formal dan siap terjun ke dalam masyarakat, apa yang akan anda lakukan? Mau bekerja dimana nantinya Anda? Apakah hanya akan diam di rumah saja dan tidak mengaplikasikan ilmu yang dimiliki? Atau, ingin bekerja di institusi pemerintah? Atau, menjadi karyawan di perusahaan swasta? Atau, Anda akan membuka usaha sendiri dan menciptakan banyak lowongan pekerjaan bagi banyak orang. Dimana Anda akan bekerja bagi diri sendiri dan bukan bekerja untuk orang lain. Sehingga yang Anda lakukan akan memberi kontribusi besar bagi pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.

A. Pengertian Wirausaha

Wirausaha merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menangkap peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam memastikan keberhasilan. Gambar di samping merupakan salah satu contoh kegiatan seseorang dalam menjalankan suatu bentuk wirausaha.

B. Ciri – Ciri dan Watak Wirausaha Seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha apabila ia memiliki ciri – ciri sebagai berikut : 1. Percaya diri 2. Berorientasi pada tugas dan hasil 3. Pengambilan resiko 4. Kepemimpinan 5. Orisinalitas 6. Berorientasi pada masa depan

Watak yang melekat pada seorang wirausaha adalah : 1. Keyakinan, kemandirian, individualitas dan optimisme 2. Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif 3. Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan menyukai tantangan 4. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik 5. Inovatif dan kreatif serta fleksibel 6. Pandangan ke depan perspektif

Sebagai contoh renungkanlah ilustrasi berikut ini : Fahmi tinggal di sebuah rumah dengan halaman yang cukup luas yang letaknya dekat dengan stasiun kereta api. Situasi ini dimanfaatkan oleh Fahmi dengan membuka usaha penitipan sepeda motor di halaman rumahnya, ini dilakukan olehnya setelah ia mengamati banyak penumpang kereta yang membawa motor sampai di stasiun sebelum melanjutkan perjalanannya. Usaha in ternyata memberikan hasil yang lumayan, dan dapat dipergunakannya untuk menghidupi keluarganya. Cerita ini menggambarkan betapa Fahmi memiliki ciri dan watak sebagai wirausahawan, dimana ia melakukan usaha dengan percaya diri, berorientasi pada hasil, kreatif, berani mengambil resiko dan memiliki visi pandangan ke depan.

C. Sifat – Sifat Yang Harus Dimiliki Wirausaha Untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses, diperlukan sifat – sifat sebagai berikut : 1. Terbuka pada pengalaman 2. Melihat sesuatu dengan cara pandang yang berbeda 3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 4. Memiliki rasa tepo seliro (toleransi yang tinggi) 5. Mampu menerima perbedaan 6. Independen dalam pertimbangan, pemikiran dan tindakan 7. Membutuhkan dan menerima otonomi 8. Percaya pada diri sendiri 9. Berani mengambil resiko 10. Tekun dan ulet

Gambar di samping menunjukan seorang wanita yang sedang berjualan barang-barang kelontong, dengan tekun dan ulet ia menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki keliling kampung. Hal tersebut merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki dalam melakukan kegiatan kewirausahaan.

D. Syarat – Syarat Wirausaha Setiap wirausahawan pasti ingin sukses dalam menjalankan usahanya. Untuk itu seorang wirausahawan harus membekali dirinya dengan hal – hal sebagai berkut : 1. Memiliki sikap mental yang positif 2. Mampu berpikir kreatif 3. Rajin mencoba hal – hal yang baru ( inovatif ) 4. Memiliki motivasi dan semangat juang yang tinggi 5. Mampu berkomunikasi

Delman hias merupakan salah satu bentuk wirausaha yang mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam berusaha. Delman yang biasa menjadi alat transportasi di beberapa daerah, kini dikembangkan dalam bentuk yang unik sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi kusir delman tersebut.

kapan ya

sekarang masih menuggu. belum ada kepastian kapan keluarnya SK.
Semoga sya dapat menjadi guru yang amanah.
Powered by Blogger.