Menjadi Seorang Pemenang Olimpiade Guru Nasional


Olimpiade Guru Nasional (OGN) merupakan wahana bagi guru SMA/SMK/SMALB untuk menumbuhkembangkan semangat kompetisi akademik dan memotivasi guru SMA/SMK/SMALB dalam rangka peningkatan kompetensi agar mampu meningkatkan mutu pendidikan. 

Mata pelajaran yang dilombakan dalam Olimpiade Guru Nasional (OGN) pada tahun 2018 adalah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Bimbingan dan Konseling, Seni Budaya, Antropologi, Prakarya dan Kewirausahaan, dan Matematika untuk guru SMA/SMK/SMALB.

Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tahun 2018 dilaksanakan pada tanggal 3 Mei s.d. 7 Mei 2018 di Mataram Nusa Tenggara Barat. Khusus mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan SMA/SMK/SMALB diperoleh hasil sebagai berikut : Pemenang I dimenangkan oleh Yunis Eka Putra dari SMA Negeri 12 Sijunjung Provinsi Sumatera Barat; Pemenang II dimenangkan oleh Dian Isyarini Pemiluwati, SP, MP dari SMK PP Negeri 1 Tegalampel Provinsi Jawa Timur dan Pemenang III dimenangkan oleh Fajar Efendi Daulay, S.Pd, M.Pd dari SMK Negeri 1 Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara.


Perjuangan untuk memperoleh pemenang III tidak mudah. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
  1. Penulis bukanlah guru Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Kondisi ini sungguh menyulitkan karena penulis tidak mengetahui secara pasti silabus mana yang digunakan di kurikulum 2013 edisi revisi. Selain itu, penulis tidak mengetahui secara detail tentang materi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan tersebut.
  2. Penulis mendapatkan tugas belajar mulai dari tahun 2015 s.d. tahun 2017.Sejak terpilih menjadi penerima beasiswa S2 AP Kepengawasan di UNIMED. Penulis tidak mengajar selama dua tahun sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2017. Kondisi ini mempersulit penulis dalam hal praktik mengajar.
  3. Penulis belum pernah mengikuti diklat Kurikulum 2013.Perubahan kurikulum dari Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 membawa perubahan yang sangat siginifikan dalam hal proses pembelajaran yaitu perubahan dari Teacher Centered menjadi Students Centered. Perubahan ini berdampak pada perubahan perangkat pembelajaran. Kondisi ini mempersulit penulis dalam menyusun perangkat pembelajaran.
Bersama Pemenang I, Yunis Eka Putra

OGN Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan merupakan kumpulan dari beberapa juara nasional. Munculnya nama-nama seperti Itok peraih medali emas dari Jawa Timur, Yunis Eka Putra peraih medali emas dari Sumatera Barat dan banyak nama-nama lainnya yang sudah malang-melintang di dunia OGN bergabung di OGN Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sempat membuat penulis jatuh mental.

Persiapan OGN

Selama masa persiapan, penulis lebih banyak berdiskusi dengan sesama finalis OGN Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Tidak adanya silabus, RPP dan buku Prakarya dan Kewirausahaan menyebabkan penulis lebih aktif dalam diskusi. Diskusi dilakukan dengan Mr. Itok, Yunis, Juni dan beberapa finalis lainnya sehingga penulis mendapatkan gambaran tentang mata pelajaran tersebut.

Selain itu, penulis juga harus mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan ketika praktik mengajar dilaksanakan. Adanya bidang-bidang sepserti rekaya, pengolahan, kerajinan dan budi daya membuat penulis sangat kebingungan. Namun, sebuah ide mucul ketika anak pertama sedang bermain kotak sebuah makanan. Maka penulis putuskan untuk menjadikan kotak kemasan sebagai alat peraga ketika ujian OGN berlangsung.

Ujian OGN


Ujian dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2018 pukul 14.00 WIT. Ujian yang pertama dilaksanakan adalah ujian tentang wawasan kependidikan dan diikuti dengan ujian kompetensi professional. Ujian wawasan kependidikan dilakukan dengan tes on line. Penulis memperoleh nilai 61 untuk tes wawasan kependidikan. Sedikit kritik tentang soal wawasan kependidikan adalah peraturan-peraturan yang ditanyakan adalah peraturan-peraturan yang sudah lama seperti peraturan tentang angka kredit guru, Standar Nasional Pendidikan.

Ujian kompetensi professional dilakukan dengan tes tertulis dalam bentuk essay. Penulis sengaja memilih soal-soal kategori sulit untuk dikerjakan. Pengalaman penulis sebagai guru pemasaran cukup membantu dalam mengerjakan soal-soal essay seperti menyusun bussines plan, pelayan purna jual.

Keesokan harinya, tanggal 4 Mei 2018 dilaksanakan ujian penyusunan perangkat pembelajaran dan praktik mengajar. Semua kontestan menampilkan kemampuan terbaiknya. Penulis mendapat kesempatan praktik mengajar di hari berikutnya.

Alat Peragaku Sayang Alat Peragaku Malang

Setiap peserta harus mengajar dengan alat peraga yang telah dibuatnya. Berbagai macam alat peraga ditampilkan, mulai dari kerajinan tangan seperti membuat vas bunga, rumah-rumahan, tas, bunga dari kulit kerang. Pengolahan seperti membuat empek-empek, wedang jahe, es krim. Produk-produk tersebut sangat diburu oleh dewan juri dan panitia. 

Sementara itu, alat peraga yang penulis tampilkan tak sedikitpun dicari bahkan ditanya oleh dewan juri dan panitia. Kondisi ini membuat penulis down sampai ke titik nadir. Dengan berat hati penulis letakkan di bawah meja dan masukkan ke dalam tas. Namun, tanggapan positif dari teman-teman atas alat peraga yang penulis gunakan sebagai obat pelipur lara.

Optimisme Membawaku Mendekati Nya

Berangkat ke Mataram dengan optimisme tinggi. Penulis memasang target juara I meski penulis menyadari sangan di mata pelajaran ini sangat tidak mudah. Penulis menyadari bahwa selain usaha maksaimal maka kita harus berdoa dan mendekati Nya secara maksimal pula. Tahajud, sedekah, shalat tepat waktu di gas dengan kecepatan tinggi. Beroda hingga air membasahi pipi. 

Dengan kesemuanya itu, penulis masih yakin untuk juara I. Namun di malam terakhir sebelum pengumuman, ada kejadian unik yang penulis alami. Ketika meminta kepada Nya untuk juara I, namun yang tertanam dibenak punulis adalah juara III. Semenjak itu penulis tersadar bahwa apa yang diinginkan belum tentu terbaik bagi penulis namun apa yang dikasih oleh Nya pastilah terbaik buat punulis.

Buat Finalis tahun berikutnya

Siapapun anda, dimanapun anda berada. Juara nasional tidak akan dapat diraih tanpa usaha yang maksimal. Paksakan diri anda untuk melampaui batas maksimal tersebut. Perbanyak diskusi dan latihan. 

Selain itu, jangan lupa anda tidak ada apa-apanya tanpa Nya. Sehingga ketika anda berhasil menjadi pemenang, jangan lupa anda masih tetap tidak ada apa-apanya tanpa Nya. Ingat, buang dalam benakmu bahwa ilmu itu mahal sehingga anda bagai katak dalam tempurung. Namun, tanamkan bahwa ilmu itu adalah amal sehingga anda bagai jendela dunia.

1 comment:

  1. Salam sejahtera bagi kita semua,,, di sini saya ingin sedikit memberi komentar mengenai apa yang telah saya baca dan pahami dari artikel di atas" mengenai menjadi pemenang olimpiade Guru Nasional" dimana tidaklah mudah untuk mencapai suatu tujuan apalagi menjadi juara dalam suatu ajang perlombaan. Sama halnya, untuk menjadi seorang juara dalam suatu olimpiade bertingkat Nasional ,,haruslah memiliku tekad dan perjuangan yg cukup kerass,, serta harus melewati bermacam-macam Tahapan yang pastinya tidaklah mudah,, di tambah banyak saingan yg pastinya memiliki keunggulan.. maka dari itu artikel di atas mengajarkan kita tentang suatu usaha yang harus ditempuh untuk mendapatkan seusatu hal yg ingin kita capai... sekian dari saya ,, mohon maaf apabila ada salah kata,, terima kasih:)

    ReplyDelete

give comment ya

Powered by Blogger.