Results for Guru Penggerak

Infografis Perencanaan Pembelajaran Mendalam Bauran Pemasaran

Infografis Rencana Pembelajaran: Marketing Mix Architect

Rencana Pembelajaran: Marketing Mix Architect

Sebuah Blueprint Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Menguasai Strategi 7P di Era Digital

A. Identifikasi: Fondasi Pembelajaran

🎯 Capaian Pembelajaran

Peserta didik akan mampu menganalisis, mengevaluasi, merancang, dan mempertahankan strategi bauran pemasaran 7P yang kompleks dan inovatif.

Distribusi Tingkat Kognitif (Taksonomi Bloom) yang Ditargetkan.

💡 Kontekstualisasi & Urgensi ("The Why")

Di era digital, kemenangan bukan milik produk terbaik, tapi milik **pengalaman holistik** terbaik. 7P adalah kerangka untuk merancang pengalaman tersebut.

📱

Dari Produk ke Pengalaman

Merajut setiap titik sentuh pelanggan menjadi narasi brand yang koheren.

🔄

Evolusi Konsep "Place"

Bukan lagi lokasi fisik, melainkan aksesibilitas, platform, dan UX.

👥

Peran Kritis "People & Process"

Kecepatan respon dan kemudahan alur menjadi pembeda utama.

B. Desain Pembelajaran: Arsitektur Pengalaman

Menggunakan pendekatan *Project-Based Learning* dalam simulasi tantangan bisnis yang gamified untuk meningkatkan keterlibatan dan pembelajaran mendalam.

Pendekatan

🌐

Connectivism Experiential

Model

🚀

Project-Based Learning Business Simulation

Skenario

🏆

Tim "Growth Agency" bersaing memenangkan proyek dari startup fiktif **"SkillUp"**.

C. Pengalaman Belajar & Asesmen: Perjalanan 3 Sesi

Alur pembelajaran dirancang sebagai sebuah perjalanan progresif dari analisis, perancangan, hingga presentasi profesional.

Sesi 1: The Autopsy

Menganalisis secara kritis strategi 7P dari brand-brand ternama untuk membangun pemahaman mendalam.

Sesi 2: The Blueprint

Merancang arsitektur strategi 7P yang terintegrasi untuk klien fiktif "SkillUp".

Sesi 3: The Pitch

Mempresentasikan dan mempertahankan visi strategis di hadapan "dewan direksi".

Struktur Asesmen Berbasis Kinerja

Penilaian sumatif fokus pada penerapan nyata dari pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari selama proyek.

Bobot Penilaian Proposal dan Presentasi Proyek Akhir.



Mata Pelajaran           : Bisnis Digital

Topik                           : The 7P Digital Marketing Blueprint"

Profil Peserta Didik    : Siswa SMK Jurusan Kuliner.

Durasi                         : 3 Pertemuan (3 x 90 menit)


A. IDENTIFIKASI

1. Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes):

Di akhir sesi ini, peserta didik diharapkan mampu:

  • (C2) Menjelaskan evolusi bauran pemasaran dari 4P (Product, Price, Place, Promotion) menjadi 7P (People, Process, Physical Evidence) dalam konteks bisnis digital.
  • (C4) Menganalisis secara kritis penerapan strategi bauran pemasaran 7P pada sebuah studi kasus brand digital yang sukses.
  • (C6) Merancang sebuah strategi bauran pemasaran 7P yang koheren, inovatif, dan dapat diimplementasikan untuk sebuah produk/jasa digital fiktif.
  • (A4) Mengelola kerja sama tim dalam merumuskan dan mempresentasikan strategi pemasaran.

2. Kompetensi Prasyarat:

  • Memahami konsep dasar pemasaran.
  • Mengenal berbagai platform media sosial utama (Instagram, TikTok, YouTube, dll.).
  • Memiliki kemampuan dasar dalam menggunakan perangkat lunak presentasi (Canva, Google Slides).

3. Relevansi & Kontekstualisasi (The "Why"):

Materi ini bukan hanya teori. Ini adalah fondasi fundamental bagi setiap praktisi bisnis digital. Dengan memahami 7P, mereka tidak hanya bisa "berjualan" tetapi juga mampu membangun brand experience yang holistik dan berkelanjutan di era digital, di mana interaksi dengan pelanggan dan proses layanan menjadi kunci pembeda.


B. DESAIN PEMBELAJARAN

1. Pendekatan & Model Pembelajaran:

  • Pendekatan: Student-Centered Learning & Contextual Learning.
  • Model: Project-Based Learning (PjBL) dengan elemen Case Study dan Gamified Simulation.
  • Skenario Utama: Peserta didik akan dibagi menjadi beberapa "Agensi Pemasaran Digital". Mereka akan mendapatkan brief untuk meluncurkan sebuah produk baru dari brand fiktif bernama "Kopi Skena: Dari Kebun ke Genggamanmu".

2. Sumber & Media Pembelajaran:

  • Platform Kolaborasi Digital: Google Jamboard atau Padlet (untuk brainstorming), Google Docs/Slides (untuk pengerjaan proyek).
  • Konten Digital:
    • Video studi kasus (Contoh: "Bagaimana Kopi Kenangan Menggunakan 7P?" atau analisis brand internasional seperti Glossier/Gymshark).
    • Artikel dari Harvard Business Review, MarketingProfs, atau blog marketing relevan.
    • Profil media sosial dari brand-brand yang menjadi contoh.
  • Perangkat: Laptop/PC, Proyektor/Smart TV, Koneksi Internet, Smartphone peserta didik (untuk riset real-time).
  • Alat Bantu Kreatif: Canva (untuk membuat materi promosi visual), CapCut (untuk ide video promosi).

3. Lingkungan Belajar:

Kelas diatur dalam format collaborative space dengan beberapa kelompok meja. Suasana dibuat menyerupai ruang kerja agensi yang dinamis dan kreatif, bukan ruang kelas tradisional.


C. PENGALAMAN BELAJAR DAN ASESMEN

Pertemuan 1: Deconstructing The Giants (90 Menit)

Tujuan: Membedah konsep 7P dan menganalisis penerapannya pada brand yang sudah ada.

  • (15 Menit) Fase Pengapian (Ignition Phase):
    • Icebreaker Interaktif: Mulai dengan pertanyaan provokatif di Padlet: "Menurutmu, apa yang membuat sebuah brand seperti 'Gojek' atau 'Netflix' begitu 'lengket' di benak kita? Tulis satu kata!"
    • Hubungkan jawaban mereka dengan konsep bahwa kesuksesan bukan hanya karena "produk" atau "iklan" (Promotion) saja. Ini akan menjadi jembatan menuju konsep 7P.
  • (40 Menit) Fase Eksplorasi Konsep (Concept Exploration):
    • Ceramah Interaktif (Micro-Lecture): Jelaskan secara singkat evolusi dari 4P ke 7P. Gunakan analogi yang relevan dengan dunia mereka.
      • Product: Bukan cuma kopi, tapi experience ngopi kekinian.
      • Price: Bukan cuma harga, tapi value (kemudahan, status sosial).
      • Place: Bukan cuma outlet, tapi juga aplikasi, GoFood, website.
      • Promotion: Bukan cuma iklan, tapi konten TikTok, influenceruser-generated content.
      • People: Barista yang ramah, admin medsos yang responsif.
      • Process: Pengalaman memesan via aplikasi yang mulus hingga kopi sampai.
      • Physical Evidence: Desain cup yang Instagrammable, interior kedai, tampilan aplikasi.
    • Studi Kasus Analisis: Berikan studi kasus sebuah brand digital yang kuat (misal: Something, brand skincare lokal). Bagi siswa dalam kelompok.
    • Tugas Kelompok 1: Di Google Jamboard, setiap kelompok harus "membedah" strategi 7P dari brand tersebut. Setiap anggota bertanggung jawab atas 1-2 'P'.
  • (30 Menit) Fase Presentasi & Diskusi (Analysis & Discourse):
    • Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis Jamboard mereka secara singkat (3-5 menit per kelompok).
    • Guru memfasilitasi diskusi: "Elemen 'P' mana yang menurut kalian paling menonjol dari brand ini? Mengapa?"
  • (5 Menit) Fase Penutup & Pengantar Proyek (Bridge to Project):
    • Simpulkan pembelajaran hari ini.
    • Cliffhanger: "Minggu depan, kalian tidak lagi menganalisis. Kalian akan menciptakan. Bersiaplah menerima brief dari klien pertama kalian sebagai agensi pemasaran digital."
  • Asesmen Formatif:
    • Keaktifan dalam diskusi di Padlet dan kelas.
    • Kualitas analisis 7P pada studi kasus di Jamboard.


Pertemuan 2: The Agency Blueprint (90 Menit)

Tujuan: Merancang strategi bauran pemasaran 7P untuk proyek yang diberikan.

  • (10 Menit) Fase Briefing Klien (Client Briefing):
    • Siswa tetap di kelompok "agensi" mereka.
    • Guru berperan sebagai "klien" dan mempresentasikan Project Brief di layar:
      • Brand: Kopi Skena: Dari Kebun ke Genggamanmu
      • Produk: Layanan langganan kopi specialty mingguan dan ready-to-drink yang dipesan melalui aplikasi.
      • Target Audiens: Profesional muda & mahasiswa (Usia 20-30 tahun), melek teknologi, peduli kualitas, dan aktif di media sosial.
      • Tantangan: Bagaimana Kopi Skena bisa menonjol di pasar kopi digital yang sudah ramai?
      • Tugas: Buat "The 7P Digital Marketing Blueprint" dalam bentuk presentasi Google Slides.
  • (65 Menit) Fase Kerja Studio (Studio Work):
    • Kelompok bekerja sama merumuskan strategi 7P mereka. Guru berkeliling, bertindak sebagai konsultan senior, memberikan pertanyaan pancingan, bukan jawaban.
      • Untuk Product: "Apa yang membuat kopi langganan kalian unik? Kemasan? Varian rasa eksklusif?"
      • Untuk Price: "Model harganya subscription atau per-cup? Ada loyalty program?"
      • Untuk Promotion: "Fokus di TikTok atau Instagram? Siapa influencer pertama yang akan kalian ajak kerja sama? Konten seperti apa yang akan dibuat?"
      • Untuk People: "Bagaimana standar SOP untuk kurir pengantar agar selalu ramah?"
      • Untuk Process: "Gambarkan alur pemesanan di aplikasi dari A sampai Z. Seberapa mudah?"
    • Dorong mereka untuk melakukan riset cepat menggunakan smartphone mereka untuk mencari inspirasi.
  • (15 Menit) Fase Check-in & Refleksi (Progress Check & Reflection):
    • Setiap kelompok berbagi satu ide "P" yang paling mereka banggakan sejauh ini.
    • Berikan umpan balik singkat dan ingatkan tentang presentasi final di pertemuan berikutnya.
  • Asesmen Formatif:
    • Observasi dinamika kerja kelompok.
    • Kualitas ide dan kedalaman diskusi dalam kelompok.
    • Progress check pada draf Google Slides mereka.


Pertemuan 3: The Pitch Day (90 Menit)

Tujuan: Mempresentasikan rancangan strategi dan menerima umpan balik.

  • (10 Menit) Fase Persiapan Akhir (Final Prep):
    • Kelompok diberikan waktu untuk merapikan presentasi mereka dan melakukan gladi resik singkat.
  • (60 Menit) Fase Presentasi "The Pitch":
    • Setiap "agensi" mempresentasikan "The 7P Digital Marketing Blueprint" mereka kepada "klien" (guru) dan "panel investor" (kelompok lain).
    • Durasi: 7 menit presentasi + 3 menit Q&A per kelompok.
    • Kelompok lain didorong untuk bertanya dari sudut pandang target audiens atau investor. ("Sebagai anak kuliahan, harga segitu kemahalan nggak?").
  • (20 Menit) Fase Umpan Balik & Penobatan (Feedback & Awarding):
    • Setelah semua presentasi, lakukan sesi umpan balik secara keseluruhan.
    • Apresiasi: Berikan penghargaan non-formal seperti "Strategi Paling Kreatif", "Analisis Harga Paling Tajam", atau "Ide Promosi Paling Viral".
    • Refleksi Akhir: Guru mengikat semua presentasi kembali ke tujuan pembelajaran utama, menekankan bagaimana setiap 'P' saling terkait dan tidak bisa berdiri sendiri dalam ekosistem digital.
  • Asesmen Sumatif:
    • Penilaian Proyek Presentasi (Rubrik):
      • Kedalaman Analisis (30%): Seberapa detail dan logis setiap elemen P dirancang.
      • Kreativitas & Inovasi (30%): Adanya ide-ide orisinal dan relevan dengan tren digital.
      • Kelayakan Implementasi (20%): Seberapa realistis strategi yang diusulkan.
      • Kualitas Presentasi & Komunikasi (10%): Desain visual dan cara penyampaian.
      • Kerja Sama Tim (10%): Kontribusi yang merata (dinilai melalui observasi).
    • Penilaian Individu (Opsional): Esai refleksi singkat (150 kata): "Elemen 'P' mana yang paling menantang untuk dirancang dan mengapa? Apa yang Anda pelajari dari proses tersebut?"

Kebijakan Merdeka Belajar

Untuk mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta, Kemendikbud mengembangkan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar pada tahun 2019. Kebijakan ini dicetuskan sebagai langkah awal melakukan lompatan di bidang pendidikan. Tujuannya adalah mengubah pola pikir public dan   pemangku  kepentingan   pendidikan   menjadi  komunitas   penggerak pendidikan. Filosofi “Merdeka Belajar” disarikan dari asas penciptaan manusia yang merdeka memilih jalan hidupnya dengan bekal akal, hati, dan jasad sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, merdeka belajar dimaknai kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan

Paket Kebijakan Merdeka Belajar

Kemendikbud telah mengeluarkan empat paket kebijakan, yang pada tahap pertama meliputi:

  1. Ujian   Sekolah   Berstandar  Nasional  diganti   ujian   (asesmen)   yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Hal ini berimplikasi pada guru dan satuan pendidikan lebih merdeka dalam menilai belajar peserta didik. 
  2. Ujian Nasional tahun 2021 diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang meniscayakan penyesuaian tata kelola penilaian pembelajaran di level satuan pendidikan maupun pada level nasional. 
  3. Penyederhanaan    Rencana  Pelaksanaan    Pembelajaran    (RPP)    yang berimplikasi pada kebebasan guru untuk dapat memilih, membuat, dan menggunakan format RPP secara efisien dan efektif sehingga guru memiliki banyak waktu untuk mengelola pembelajaran. 
  4. Penerimaan   Peserta   Didik   Baru   (PPDB)   yang   lebih   fleksibel   untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Keempat kebijakan tersebut tentu saja belum cukup untuk menghasilkan manusia unggul melalui pendidikan. Hal krusial yang mendasar untuk segera dilakukan adalah mewujudkan tersedianya guru Indonesia yang berdaya dan memberdayakan.

Kerangka Program Pendidikan Guru Penggerak

PGP merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri.

Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan  serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di lingkungan satuan pendidikannya masing-masing. Rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap satuan pendidikan, bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan, terbebas dari perasaan cemas, terbebas dari keluhan kondisi fisik satuan pendidikan, dan tidak memiliki masalah sosial di satuan pendidikannya.

Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakan kemampuan guru memotivasi dan terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta berbagi pengetahuan yang mereka miliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan bersama. Komunitas pembelajar guru di antaranya Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) serta komunitas praktis (Community of Practice) lainnya baik di dalam satuan pendidikan atau dalam wilayah yang sama.

Tujuan Program

PGP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru sehingga dapat menghasilkan profil guru penggerak sebagai berikut:

  1. Mengembangkan  diri  dan  guru  lain  dengan  refleksi,  berbagi,  dan kolaborasi;
  2. Memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik;
  3. Merencanakan,   menjalankan,   merefleksikan,   dan   mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua;
  4. Mengembangkan   dan   memimpin   upaya   mewujudkan   visi   satuan pendidikan yang mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan; dan
  5. Berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.


Manfaat Program

Manfaat Pendidikan Guru Penggerak adalah sebagai berikut:

  1. Bergeraknya  komunitas  belajar  secara  berkelanjutan  sebagai  tempat diskusi dan simulasi agar guru dapat menerapkan pembelajaran aktif yang sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan peserta didik;
  2. Diterapkannya pembelajaran aktif oleh guru lain di lingkungan satuan pendidikannya dan lingkungan sekitar sebagai dampak bergeraknya komunitas guru secara berkelanjutan;
  3. Terbangunnya rasa nyaman dan bahagia peserta didik berada di lingkungan satuan pendidikan;
  4. Meningkatnya sikap positif peserta didik terhadap proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar;
  5. Terwujudnya lingkungan fisik dan budaya satuan pendidikan yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik; dan
  6. Terbukanya kesempatan bagi guru penggerak untuk menjadi pemimpin satuan pendidikan.


Sasaran Program

Sasaran PGP pada tahun 2020 adalah guru pada Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tahap berikutnya sasaran PGP akan melibatkan Sekolah Luar Biasa (SLB).


Program Pendidikan Guru Penggerak

Materi Program Pendidikan Guru Penggerak

Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP)

Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid.

Guru Penggerak menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya serta menumbuhkan kepemimpinan murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

 

Guru Penggerak

 

Peran dan Tugas Guru Penggerak

Di Sekolah dan di Komunitas 

  1. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah
  2. Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya
  3. Menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah
  4. Membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
  5. Mendorong peningkatan kepemimpinan siswa di sekolah

 

Sistem Seleksi PGP

 

Seleksi Guru Penggerak

 

Proses pendidikan dan penilaian Guru Penggerak


Guru Penggerak

 

Pola Pendidikan Guru Penggerak

Guru Penggerak


Kurikulum Pendidikan Guru Penggerak

 

Guru Penggerak


Struktur Program Pembekalan Calon Asesor

Guru Penggerak


Struktur Program Pembekalan Calon Fasilitator

Guru Penggerak


Struktur Program Pembekalan Calon Pendamping

Guru Penggerak


Struktur Program Pembekalan Calon Guru Penggerak

Guru Penggerak




Powered by Blogger.